RINGAN & KUAT
Dalam ajang balap, bobot kendaraan akan sangat berpengaruh pada performa. Hal ini karena dengan bobot yang ringan, berpengaruh untuk mendongkrak kecepatan kendaraan juga. Di dua ajang balap tertinggi, Motogp bobot kosong minimal motornya adalah 157 kg, sedangkan di F1 adalah 702 kg termasuk pembalapnya.
Untuk mendapat bobot yang ringan, maka harus menggunakan material yang ringan pula. Misalnya dalam penggunaan bodi dan suku cadang lainnya, tetapi selain itu, harus juga punya kekuatan yang mumpuni. Alhasil penggunaan material karbon menjadi piihan.
KOMBINASI BESI
Untuk bodi, mengombinasikan karbon dan fiber yang dikenal dengan karbon fiber. Hasilnya punya bobot yang ringan, tetapi sangat kuat. Kekuatan sudah terbukti di F1 sejak pertama kali digunakan pada balap jet darat ini 1970 dan sekarang digunakan di berbagai ajang balap.
Selain kuat dan ringan, karbon fiber bisa menahan panas sampai 800 derajat celcius. Sampai saat ini, penggunaan karbon bukan hanya untuk di bagian bodi saja, melainkan sampai ke suspensi, swing arm, helm pembalap, dan suku cadang lainnya.
“Kombinasi karbon memang tidak bisa terlepas dari motorsport, penggunaannya kini sudah sampai ke suspensi yang ternyata berdampak pada bobot di bagian depan motor dan bisa lebih tahan dalam menahan bobot gravitasi saat mengerem,” papar Gigi Dall’igna, General Manager Ducati Corse.
DUET
Selain dengan fiber, kini komposit karbon juga dikombinasi dengan besi seperti untuk suspensi dan swing arm. Lalu dengan titanium yang biasa digunakan untuk bodi mobil F1 dan di Motogp hanya Suzuki yang menggunakannya.
“Dengan bodi titanium, kami bisa mendapatkan bobot yang lebih ringan