Otomotif

MULAI BERGERAK LEBIH SERIUS

-

Sejak PT. Yamaha Indonesia Motor Manufactur­ing ( YIMM) menggelar Yamaha Sunday Race ( YSR) 2015 lalu, ajang balap ini memang menyasar komunitas Yamaha yang jumlahnya banyak di Indonesia. Hal ini disambut baik oleh para komunitas, bahkan hingga tahun ketiganya jumlah starter selalu meningkat. Ini terlihat saat Yahama Sunday Race putaran 3 di Sirkuit Sentul, Jabar (17/9).

Berawal dari sekadar fun race kini menjadi sebuah persaingan yang kompetitif antar komunitas Yamaha. “Dulu obrolannya sekadar cara cornering, model helm sampai desain wearpack. Eh sekarang sudah sampai mapping ECU, order rem Brembo sampai pesan pelek dari luar negeri. Unsur kesenangan­nya pun berkurang,” kata M. Abidin selaku GM After Sales & Public Relation PT YIMM.

Nah yang ‘sadisnya’, catatan waktu pembalap di kelas Community A sudah ada yang menembus 1:45. Catatan waktu ini nyaris sama seperti pembalap profesiona­l yang berkompeti­si di Kejurnas IRS Sport 250. Seperti yang ditorehkan pembalap profesiona­l Rey Ratukore ( Yamaha Yamalube RRS TDR Gandasari Laturama) dengan catatan waktu 1:44,893.

“Kami tak menduga kalau aroma kompetisi antar komunitas kian terasa. Kalau mereka bisa bawa sponsor sendiri tak masalah, tapi bisa segitu cepatnya lebih baik jadi pembalap profesiona­l saja. Toh mereka punya bakat dan finansial yang memadai,” tambah Abidin.

PERTAUBATA­N

Meski demikian, ada sisi positif yang bisa diambil dari hal ini. Sebab anggota-anggota komunitas Yamaha lebih memilih berkompeti­si di YSR dibandingk­an balap liar atau cornering sembaranga­n di jalan raya.

Memang, tak sedikit anggota komunitas yang sering menggelar kegiatan Sunmori ( Sunday Morning Ride) dan mengganggu lalu lintas. Mulai dari menutup jalan hingga cornering seperti di daerah Monas yang dikenal dengan nama ‘Monasco’. Akibat dari cornering juga bisa membahayak­an pengguna jalan lain, seperti yang beredar di pesan cepat WA.

“Teman-teman sudah banyak yang taubat dan lebih memilih membuang energi balapnya di YSR yang ada asuransi jiwa juga. Mungkin di Monasco masih ada yang suka cornering sembaranga­n, tapi dari komunitas Yamaha sudah jauh berkurang,” kata Wisnu Aji dari Yamaha R25 Owner Indonesia ( YROI).

Wisnu yang juga juara umum Community A memang menjadi pengaruh bagi teman-teman komunitas Yamaha. Mereka jadi lebih bersemanga­t ikut YSR setelah ‘diracun’ Wisnu. Pun demikian dengan yang dilakukan Yamaha Riding Federation Indonesia ( YRFI) R25 Bali.

Mulai aktif di YSR sejak 2016, R25 Bali sering menang dan menjadi influence bagi pemuda-pemuda sekitar. “Karena kita mulai sering podium jadi teman-teman ikut balapan. Rela beli Yamaha R25 khusus untuk YSR. Awalnya cuma 5 tim, sekarang ada 16 pembalap. Jumlah terbanyak dari luar pulau jawa,” tutur Vemy Soepradono, Manajer R25 Bali.

Bahkan, R25 Bali dan beberapa komunitas lainnya tidak sungkan memecat anggota yang kedapatan masih ikut balap liar atau cornering sembaranga­n. Nah bagus nih. • DAB

 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia