Garasi Oh Garasi
Warga DKI Jakarta kayaknya sedang dilanda kegalauan meninggi nih. Maklum, sebagai pemukim di Ibukota bakal diwajibkan memiliki garasi untuk ‘menyimpan’ mobil pribadi. Kalian tidak boleh lagi parkir di depan rumah apalagi di jalan umum walaupun di depan rumah sendiri. Hiks... Kalau melanggar bakal diderek karena ada aturannya!
Aturannya sudah ada sejak 3 tahun lalu, bukan ‘barang’baru. Yakni Peraturan Daerah (Perda) No. 5 Tahun 2014 tentang transportasi. Di Pasal 140 ditegaskan setiap orang atau badan usaha pemilik kendaraan bermotor wajib memiliki atau menguasai garasi, serta dilarang menggunakan ruang milik jalan. Kepemilikan garasi juga harus dibuktikan melalui surat dari Kelurahan setempat, yang juga menjadi syarat penerbitan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK). Tuh jelas benget!
Tapi bila alasan untuk mengatasi kemacetan, sebenarnya apa belum cukup berbagai upaya Pemprov selama ini? Coba kita tengok, mulai penerapan ganjil genap, pelarangan sepeda motor melintas di jalan protokol dan pembangunan infrastruktur untuk transportasi massal bahkan sebelumnya pembatasan jumlah kendaraan melalui pajak progresif?
Kalaupun memang belum cukup, efektifkah aturan wajib punya garasi ini mengatasi kemacetan yang secara tidak langsung juga membatasi kepemilikan kendaraan (mobil) di Jakarta? Memang masih banyak pertanyaan yang muncul seperti banyak pertanyaan di tulisan ini.
Nah, wajib punya garasi inilah yang membuat kami terusik untuk mengulas lebih dalam lagi di edisi ini. Tentunya dari segala sudut pandang yang berbeda sehingga menarik untuk dibaca.
Hal lain yang menarik adalah pilihan LCGC bermesin 1.200 cc yang saat ini semakin bertambah. Kalau dulu hanya ada Honda Brio Satya, sekarang Toyota dan Daihatsu sudah menyediakan Agya dan Ayla berkapasitas mesin sama. Tentunya persaingan ini semakin meriah, konsumen pun dikasih opsi lain. Biar gak bingung milihnya? Langsung aja buka halaman 10-11 ya.
Selebihnya, selamat membaca semua halaman di edisi ini. Semoga bisa memuaskan hati pembaca sekalian. • Pj