Pemkot Gandeng Swasta Kembangkan Toko Kelontong
Tingkatkan Omzet Penjualan untuk Perbaikan Ekonomi
SURABAYA – Pemkot serius menggarap sektor ekonomi mikro. Salah satunya melalui toko kelontong. Dengan menggandeng pihak swasta, pemkot memberikan pelatihan dan pembinaan. Tujuannya, para pemilik toko kelontong bisa menjalankan usaha dengan lebih profesional.
Kemarin (2/11) dinas perdagangan mengumpulkan para pemilik toko kelontong di kantor Kecamatan Pakal. Total ada 35 pengusaha kecil yang ikut dalam kegiatan tersebut. Sampoerna Retail Community (SRC) selaku pihak rekanan juga hadir sebagai pembicara.
Manajer Area Retail SRC Jayagus Prasi mengatakan, ada beberapa hal yang perlu dipahami para pemilik toko kelontong yang masuk usaha ritel. Salah satunya, dasar-dasar
marketing produk. ’’Kami yakin teman-teman toko kelontong sudah memahaminya. Tetapi, ada beberapa hal yang belum dikuasai,’’ katanya.
Salah satunya terkait cara meningkatkan traffic pembeli. Memang, jenis barang yang dijual rata-rata barang kebutuhan pokok. Namun, tidak berarti penjualannya stagnan pada konsumen atau pembeli yang sama. ’’Nah, bagaimana cara melebarkan sayap supaya pasar penjualan lebih luas, itu menjadi salah satu materi dalam pendampingan kami,’’ terangnya.
Selain itu, para pemilik toko kelontong diberi tip cara merawat pelanggan. Hal tersebut sudah dilakukan perusahaan ritel skala besar seperti PT Indomarco Prismatama yang membawahkan Indomaret maupun PT Sumber Alfaria Trijaya yang membawahkan Alfamart. Dua perusahaan besar di bidang ritel itu menerapkan manajemen yang profesional.
Menurut Jayagus, manajemen yang diterapkan di dua perusahaan itu sangat mungkin diberlakukan untuk toko kelontong. Dengan demikian, toko kelontong tidak kalah bersaing dengan toko modern yang dikelola perusahaan besar. ’’Satu lagi soal pemasaran produk yang lebih masif,’’ tuturnya.
Untuk memasarkan produk, pemilik toko kelontong tidak boleh hanya berpaku pada penjualan konvensional secara offline. Di era digital, pasar online dirasa masih sangat menjanjikan. ’’Apalagi, pemkot sudah menyiapkan aplikasinya. Melalui aplikasi itu, kita bisa mengoptimalkan penjualan secara digital,’’ paparnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Distribusi Dinas Perdagangan Surabaya Trio Wahyu Bowo mengatakan, sosialisasi penggunaan e-peken terus digencarkan. Hingga saat ini, sudah ada 250 pemilik toko kelontong yang menggunakan aplikasi tersebut. ’’Kita sengaja menggandeng pihak ketiga agar para pemilik toko kelontong bisa menjalankan usahanya dengan lebih profesional,’’ katanya.
Menurut Trio, hal itu dilakukan agar pendapatan para pengusaha kecil bisa meningkat. Sebab, pandemi Covid-19 memberikan dampak yang luar biasa terhadap perekonomian masyarakat. Banyak pengusaha kecil yang terdampak. ’’Ini bagian dari stimulus yang diberikan untuk membangkitkan perekonomian daerah,’’ tuturnya.