Stop Insecure, yuk Bersyukur!
ZETIZEN Bookclub has started! Zetizen bersama anggota book club kembali berjumpa dan berbincang untuk bersamasama mengulas buku. Meski kali ini diadakan secara virtual, antusiasmenya nggak kalah seru loh. Yuk, kita dengar review buku Insecurity is My Midd
FAVORITE QUOTE: ”Nggak bisa dan bisa itu tipis jaraknya. Tetapi keduanya bisa dipisahkan dengan mau mencoba.”
Ardyanisa Raihan Kusuma, Universitas Airlangga FAVORITE QUOTE: ”Cause we need more good people like you in this world.”
Jalma Ismena Putri, SMAN 11 Surabaya FAVORITE QUOTE: ”Kita bergerak karena kita insecure, tapi jangan jadikan insecure sebagai tujuan. Karena yang kita tuju adalah prosesnya.”
Prami Dewanggi, Universitas Airlangga
Isinya Ngena di Hati
Saat lihat dan mau baca buku ini, aku mikir ”this is another
productivity” yang mana aku udah capek lihat toxic
productivity. Eh, ternyata bukunya santai banget, mudah dipahami, dan langsung ngena di hati. Segi bahasanya sangat
friendly dan penempatan katakatanya juga pas banget. Saking bagusnya, aku nulis banyak catatan buat refleksi diri. Sayang, terlalu banyak bahasa Inggrisnya, but it’s okey.
Jadi Tahu Bentuk Insecure yang Lain
Saat baca buku ini, aku sadar bahwa masalahku mungkin belum seberat itu karena umurku masih 15 tahun. Tapi, aku jadi dapat pengetahuan tentang bentuk-bentuk insecurity yang lain. Bahasanya ringan, to the
point, dan mudah dipahami, meski ada part yang diulang-ulang. Bacaannya juga nggak terlalu banyak, jadi nggak cepat bosan. Aku sendiri sering menandai bagian-bagian yang mengajak untuk berterima kasih kepada diri sendiri.
Cocok buat Healing dan Relaxing
Yang aku suka dari buku ini adalah penulis bisa menangani insecurity dengan tenang. Jadi, kita sebagai pembaca nggak tegang. Nggak hanya healing, tetapi juga bikin relax. Bahasanya juga simpel dan santai. Penulisnya itu kayak tahu alur pemikiran kita, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di setiap subbab. Meski buku ini menurutku terlalu muslim oriented, but I get the
point. Dari buku ini, aku belajar bahwa lebih baik berkompetisi dengan diri kita yang kemarin untuk menjadi pribadi yang lebih baik.