Kelurahan Data Warga yang Belum Divaksin
Antusiasme Tinggi, Kuota 1.000 Orang Masih Kurang
SURABAYA, Jawa Pos – Pendataan warga yang belum menjalani vaksinasi terus dilakukan di berbagai kelurahan. Kuota 1.000 orang per kelurahan pun dirasa masih kurang. Antusiasme warga untuk menciptakan herd immunity ternyata membeludak.
Kelurahan mulai mendata warga yang belum divaksin kemarin (22/7). Melalui pengurus warga, kelurahan meminta warga bisa segera mendaftar. Dengan begitu, vaksinasi massal di lingkup kelurahan bisa segera dilakukan.
Lurah Kalijudan Yongky Kuspriyanto Wibowo menyebutkan, berdasar hasil rapat koordinasi bersama wali kota Surabaya, kelurahan diberi kuota 1.000 orang. Mereka diminta mendata siapa saja yang belum divaksin. Nanti tinggal digelar gerebek vaksin di tiap wilayah. ’’Kami langsung koordinasi dengan RT dan RW. Ternyata peminatnya sangat banyak. Bahkan, banyak ketua RW yang bilang bahwa 1.000 orang untuk satu kelurahan itu masih kurang,’’ katanya.
Di wilayahnya, ada delapan RW. Kuota itu dibagi rata sehingga satu wilayah hanya 125 orang. Dengan animo masyarakat seperti sekarang, dalam waktu singkat pendataan sudah rampung. ’’Sesuai instruksi, data dikumpulkan maksimal Sabtu.
Kemudian, kami tinggal menunggu instruksi lanjutan soal mekanisme vaksinnya,’’ terangnya.
Dari hasil koordinasi dengan para pengurus kampung, Yongky menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang membuat warga antusias. Tidak seperti awal-awal yang susah, bahkan harus dilakukan jemput bola, karena banyak yang tidak berani dan terpengaruh informasi hoaks.
Kejadian kasus kematian yang meningkat dengan gejala Covid-19 membuat masyarakat semakin sadar. ’’Ternyata warga juga mulai memahami apa itu herd immunity. Jadi, sekarang mereka tergerak untuk segera vaksin,’’ paparnya.
Hal senada diungkapkan Lurah Keputih Itaqwati Oetami. Pendataan pun sudah dilakukan di wilayahnya. Pihaknya menargetkan, ada 1.500 orang yang masuk list vaksinasi. ’’Melihat antusiasme masyarakat saat ini, kami optimistis jumlah itu bisa tercapai. Kami sudah meminta RT dan RW untuk segera mendata dan menyerahkannya ke kami,’’ paparnya.
Antusiasme warga meningkat karena terpengaruh pula dengan kondisi lingkungan sekitar. Dulu banyak informasi hoaks yang beredar. Namun, seiring waktu, tetangga kiri-kanan yang menjalani imunisasi dan tidak terjadi apa-apa membuat mereka berpikir ulang. ’’Akhirnya sekarang warga mencari-cari untuk bisa ikut vaksinasi. Semoga datanya bisa segera terkumpul,’’ ujar Ita.