Jawa Pos

Ingin Perempuan Jadi Pembawa Peradaban

-

GRESIK, Jawa Pos – Keberadaan istri seorang bupati tentu sama pentingnya dengan sang bupati itu sendiri. Demikian juga Nurul Haromaini, istri Bupati Fandi Akhmad Yani. Sejak sang suami terjun ke panggung politik dan langsung mendapat amanat sebagai ketua DPRD Gresik, nama Nurul juga otomatis mengemuka ke publik.

Nama perempuan alumnus Ilmu Komunikasi Unair itu makin familier ketika sang suami terpilih sebagai bupati. Seperti pepatah, selalu ada perempuan tangguh di balik kehebatan seorang pria. Tentu, kesuksesan bupati untuk mewujudkan Gresik baru juga pasti tidak terlepas dari peran dan dukungan seorang istri.

Nurul tidak lain putri KH Agoes Ali Masyhuri alias Gus Ali, salah seorang kiai khos di Jatim. Namun, perempuan 29 tahun itu tidak ingin berada dalam bayang-bayangnama­besarkelua­rganya. Di usia yang masih sangat muda, dia ingin terus berkarya dan ikut memberikan yang terbaik. Termasuk mendukung penuh sang suami.

Sebagai ketua penggerak Pemberdaya­an Kesejahter­aan Keluarga (PKK) Kabupaten Gresik, Nurul tertantang untuk bersama-sama menyejahte­rakan para keluarga. ’’Komitmen dengan pembagian tugas bersama suami. Karena terlepas dari jabatan, kami pun harus tetap menjadi tim yang bisa sejalan. Baik dalam berkeluarg­a maupun melaksanak­an amanat masyarakat,’’ ungkapnya.

Dalam setiap kegiatanny­a, Nurul mengatakan banyak melihat perkembang­an dan inovasi di kalangan masyarakat. Baik itu di bidang sosial, ekonomi, maupun kesehatan. Fakta tersebut tentu tidak terlepas dari peran para generasi muda. Di sisi lain, tidak sedikit dampak perkembang­an teknologi yang bisa merongrong para generasi muda. ’’Di sinilah peran penting kaum perempuan. Seorang ibu. Mereka wajib menjadi pribadi yang peka dan bermanfaat terhadap apa pun yang ada di sekitarnya,’’ ujar ibu dua anak itu.

Menurut Nurul, saat ini kaum hawa dituntut untuk kritis dan skeptis terhadap setiap perubahan yang ada. Mereka mesti bisa beradaptas­i dengan semua kondisi dan temuan baru. ’’Meminjam kalimat RA Kartini bahwa kecerdasan pemikiran bumiputra tidak akan maju jika perempuan ketinggala­n dalam usaha itu. Perempuan adalah pembawa peradaban,’’ paparnya.

Dia pun berpesan, untuk dapat menjadi perempuan yang tangguh, tidak boleh terbelengg­u. ’’Jadilah perempuan dan generasi muda yang kreatif dan bisa menciptaka­n inovasi yang bermanfaat bagi sesama,’’ ungkap Nurul.

Belakangan, lanjut dia, permasalah­an sosial memang menjadi momok yang bisa mengancam eksistensi kaum perempuan. Selama masa pandemi, misalnya, tidak sedikit muncul permasalah­an sosial pada perempuan. Mulai banyaknya pernikahan dini, angka perceraian tinggi, KDRT, hingga pelecehan seksual. ’’Maka, peran pendidikan moral dan agama di sini sangat penting sebagai rem dan pedoman agar tetap stay on track,’’ jelasnya.

Sejak sang suami menjadi milik publik, hari-hari Nurul kini tentu berbeda dengan sebelumnya. Paling tidak, waktu bersama anggota keluarga menjadi tidak longgar. Namun, dia sangat bisa menyadari. Sebab, hal itu sudah menjadi sebuah panggilan. Dia pun siap untuk turut mendarmaka­n hidupnya demi panggilan tersebut. Karena itu, Nurul kerap mendamping­i kegiatan dinas suami maupun bergerak bersama kader-kader PKK.

Dengan status saat ini, Nurul tidak lantas berpuas diri. Masih banyak mimpi untuk digapai. ’’Sebagai pribadi yang dididik untuk selalu mandiri, keinginan berwirausa­ha merupakan salah satu impian saya yang belum terwujud karena beberapa kesibukan. Tapi, semua tetap dinikmati dan disyukuri,’’ paparnya.

MENGUCAPKA­N

 ??  ??
 ??  ??
 ?? ISTIMEWA ?? MELANGKAH BERSAMA: Nurul Haromaini (tengah, duduk) dan para pengurus tim Penggerak PKK Kabupaten Gresik.
ISTIMEWA MELANGKAH BERSAMA: Nurul Haromaini (tengah, duduk) dan para pengurus tim Penggerak PKK Kabupaten Gresik.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia