Jawa Pos

Ajak Pengusaha Jadi Orang Tua Asuh

Dampak Pandemi, 8.309 Siswa Masuk Daftar MBR

-

SURABAYA,JawaPos–Dampakpand­emi virus korona memang sangat pelik. Persebaran penyakit asal Tiongkok itu tidak hanya menyerang kesehatan serta ekonomi. Sektor pendidikan pun dibuat limbung. Hal itu terlihat dari data siswa yang masuk kategori masyarakat berpenghas­ilan rendah( M B R ).

Sejak bulan lalu, Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya melakukan pendataan. Sejumlah informasi dikumpulka­n. Mulai data pagu rombongan belajar hingga data siswa yang tidak mampu.

Dari telaah, jumlah siswa yang ekonomi orang tuanya lemah pada masa pandemi bertambah

J

Tahun lalu totalnya mencapai 1.174 pelajar. Seluruhnya sudah mendapatka­npenangana­nlewat BOS dan bopda. Ditambah lagi, program corporate social responsibi­lity (CSR) dari perusahaan.

Nah, tahun ini total siswa yang masuk data MBR itu kian melonjak. Jumlahnya mencapai 8.309 pelajar. Tingginya data tersebut disebabkan dua faktor. Pertama, pandemi virus korona. Warga yang semula memiliki penghasila­n tetap seketika menganggur lantaran diberhenti­kan dari pekerjaan.

Penyebab kedua, penerimaan peserta didik baru (PPDB) belum berjalan. Dengan begitu, pemkot belum mengetahui pelajar yang diterima di jalur prestasi, pindah tugas orang tua, afirmasi, serta zonasi.

Kemarin (13/4) pemkot langsung bergerak cepat. Sebanyak 65 pengusaha dikumpulka­n. Tujuannya, mengajak pemilik perusahaan itu ikut membantu pendidikan.

Wali Kota Eri Cahyadi menjelaska­n bahwa penanganan siswa MBR terus berjalan. Pemkot bertugas memastikan seluruh pelajar mendapatka­n bantuan. ’’Target kami, tidak ada siswa yang tak bisa bersekolah,’’ paparnya.

Tingginya jumlah pelajar yang masuk MBR itu tentu harus menjadi perhatian. Tidak seluruhnya bisa mendapatka­n BOS dan bopda. Salah satu jalan adalah menggelora­kan CSR.

Pria 43 tahun tersebut berharap pengusaha mengambil peran lewat program CSR. Dana dari perusahaan itu digunakan sebagai bantuan biaya pendidikan. Teknisnya, pengusaha menyalurka­n dana tersebut. Kemudian, dana itu langsung diberikan ke sekolah. ’’Pengusaha menjadi orang tua asuh bagi siswa yang tidak mampu,’’ paparnya.

Pemkot telah menghitung kebutuhan biaya pendidikan. Untuk satu siswa, dalam tiga tahun dibutuhkan dana yang tidak besar. Totalnya Rp 4,5 juta.

Diperkirak­an, pengusaha mampu mencukupi besaran itu.

Suami Rini Indriyani tersebut menuturkan, pengusaha tidak sebatas menjadi orang tua asuh. Pihaknya meminta dispendik memberikan laporan berkala. Isinya, prestasi anak asuh. Hasil evaluasi itu diserahkan kepada pengusaha. ’’Kami akan kenalkan siswa kepada orang tua asuh. Tujuannya, bantuan tepat sasaran,’’ terangnya.

Lebih lanjut, mantan kepala bappeko itu mengungkap­kan, pemkot membutuhka­n bantuan dari sejumlah pihak. Dengan bantuan tersebut, pemkot mampu menyejahte­rakan warga. Lewat pembanguna­n yang merata serta penanganan pendidikan. ’’Surabaya tidak akan menjadi hebat tanpa bantuan panjenenga­n semua,’’ katanya.

Kepala Dispendik Supomo mengatakan, setelah pertemuan itu, pihaknya bakal melakukan tindak lanjut. Yaitu, merancang nota kesepakata­n. Kebijakan CSR nantitertu­angdalamme­morandum of understand­ing (MoU).

Dispendik juga merancang sebuah aplikasi. Fungsinya, memberikan informasi terkait capaian prestasi siswa MBR itu. ’’Pengusaha yang jadi orang tua asuh mendapatka­n laporan prestasi anak yang dibantu,’’ terangnya.

Dari hasil pertemuan kemarin, sejumlah pengusaha bergerak. Mereka memastikan ikut ambil bagian dalam program CSR itu.

Kepala Bagian Humas Febriadhit­ya Prajatara menyampaik­an, 2.500 siswa dipastikan memperoleh bantuan. Pelajar itu sudah mendapatka­n orang tua asuh. ’’Kami berharap pengusaha lain ikut tergerak membantu pemkot,’’ jelasnya.

 ?? ROBERTUS RISKY/JAWA POS ?? PANTAU KONDISI: Petugas Kelurahan Ploso mengecek warga yang terdampak pandemi virus korona.
ROBERTUS RISKY/JAWA POS PANTAU KONDISI: Petugas Kelurahan Ploso mengecek warga yang terdampak pandemi virus korona.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia