Face Painting Abstrak Latih Kepekaan MUA
SURABAYA, Jawa Pos – Make-up artist (MUA) sekaligus desainer kostum Fanny Gian Maya Sari menantang dirinya sendiri. Alias keluar dari zona nyaman. Lewat cara menjajal face painting abstrak. Dia mengaplikasikan beragam warna dalam bentuk yang cenderung kurang beraturan.
”Aku menyebutnya sebagai bagian dari make-up art. Mengeksplorasi warna-warna di muka. Jadi, wajah model aku anggap sebagai kanvas karya seni,” ujarnya. Dia mengatakan, cara tersebut cukup manjur untuk melatih skill sekaligus menggenjot kepekaan sebagai MUA. Karena mesti meleburkan rupa-rupa warna dalam satu bingkai wajah. ”Aku mengambil dan mencampur warnanya juga random. Nggak pakai dikonsep dulu sebelumnya. Tapi, tidak berarti penempatan warnanya ngawur begitu saja,” imbuh pemenang Best Costume Jember Fashion Carnaval (JFC) 2018 itu. Dalam face painting tersebut, Fanny menggunakan eye shadow padat, lipstik, dan juga cat khusus wajah.
Perpaduan warna yang multicolor terutama difokuskan pada area dahi, kelopak mata, bagian bawah mata, dan hidung. Menurut dia, face painting semacam itu tidak harus disesuaikan dengan bentuk wajah. Alias tidak ada kriteria tipe dan bentuk wajah tertentu.
Sebab, dengan kombinasi kecerdikan sekaligus imajinasi sang MUA, bentuk wajah apa pun bakal pantas menjadi media face painting. ”Tantangannya lebih tinggi ketimbang face painting dengan karakter tertentu yang sudah terkonsep. Ternyata nggak semudah yang aku bayangkan. Nggak bisa asal gores warna karena wajah punya kontur. Padu padan warna juga diupayakan agar menghasilkan tabrak warna yang sisi art-nya kental, tapi beautynya tetap dapat,” paparnya.
Melukis abstrak pada wajah sebagai kanvas seni seperti itu diakui Fanny menjadi pengalaman berbeda. Juga terasa sebagai sebuah refreshing di luar kebiasaan make-up konvensional. Berhasil membuat lukisan abstrak di wajah model menerbitkan kepuasan tersendiri baginya.
shadow