Dewan Usulkan Flat 20 Lantai
Atasi Antrean 9 Ribu Pemohon Rusunawa
SURABAYA, Jawa Pos – Antrean ribuan warga yang berharap bisa tinggal di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) atau flat mendapatkan perhatian dewan. Anggota Fraksi PSI DPRD Surabaya Josiah Michael menyebutkan, flat milik pemkot perlu dibuat lebih tinggi lagi. Tidak hanya lima lantai, tapi bisa menjadi tower sampai 20 lantai.
Berdasar data dari dinas pengelola bangunan dan tanah (DPBT), antrean penghuni flat hingga akhir 2020 mencapai 9 ribu orang. Tahun ini pemkot berencana membangun tiga rusun baru sebagai solusinya. Namun, kapasitasnya yang minim dinilai belum bisa menjadi solusi atas menumpuknya antrean yang sudah berlangsung bertahun-tahun.
Anggota Fraksi PSI DPRD Kota Surabaya Josiah Michael menilai, solusi paling konkret adalah membangun rusun model tower. Jadi, jumlah lantainya tidak hanya lima. Rusun model tower bisa dibangun hingga 20 lantai. ”Kalau model lima lantai dengan antrean 9 ribu lebih, sampai kapan mau selesai?” ujarnya kemarin (5/1).
Josiah mengatakan, konsekuensi bangunan flat dengan tinggi di atas lima lantai tentu harus menggunakan lift. Tidak mungkin warga disuruh naik turun tangga jika tingginya mencapai 20 lantai. ”Sebetulnya, ini pernah kami diskusikan. Tetapi, pemkot selalu beralasan soal biaya perawatan dan pemeliharaannya,” katanya.
Terkait masalah tersebut, anggota Komisi A DPRD Surabaya itu menjelaskan bahwa tarif sewa flat dengan model tower tentu tidak sama dengan rusun pada umumnya. Jika dihitung, tarif sewa paling masuk akal dan masih dikatakan terjangkau sekitar Rp 250 ribu per bulan.
Menurut Josiah, tarif tersebut sudah cukup untuk menutup biaya perawatan dan pemeliharaan flat. Hal itu telah diterapkan salah satu apartemen kelas menengah di daerah Surabaya Barat. Biaya maintenance per bulan tepat Rp 250 ribu. ”Jadi, sangat bisa diterapkan,” katanya.
Untuk menambah pundipundi pendapatan asli daerah (PAD), pemkot bisa memasang videotron pada bangunan flat atau di sekitar flat. Otomatis, pendapatan dari reklame tersebut bisa membantu pemasukan untuk kas daerah. ”Sebetulnya bisa dan itu (flat model tower, Red) sangat solutif untuk memangkas antrean segitu banyaknya,” tuturnya.
Nah, sasaran flat model tower tentu akan memprioritaskan rumah tangga muda. Sebab, jika dilihat dari kekuatan ekonominya, tarif Rp 250 ribu per bulan untuk pasangan muda masih terjangkau. Bahkan, menurut Josiah, untuk para pengusaha kecil maupun pekerja swasta biasa, tarif tersebut cukup terjangkau.
Karena itu, dia berharap dinas terkait mempertimbangkan usulan tersebut. Sebab, ribuan warga sudah bertahun-tahun menunggu kejelasan kapan mereka bisa menempati flat yang sudah diantre. ”Kalau membangun model lawas, pertama tentu akan memakan lahan dan kedua tidak bisa menampung banyak. Maksimal cuma 100−200 keluarga,” paparnya.
Secara terpisah, Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana menyambut baik dan mengapresiasi konsep tersebut. Namun, hal itu tentu akan dikomunikasikan dengan dinas terkait. ”Tentu harus mempertimbangkan ketersediaan lahan dan anggaran,” jelasnya.