Jawa Pos

Klopp Serang United gara-gara Iri Penalti

-

SOUTHAMPTO­N, Jawa Pos – Laga pertama setelah pergantian tahun tidak berjodoh dengan Liverpool FC (LFC) selama era Juergen Klopp. Dari enam penampilan, LFC mencatat jumlah kekalahan lebih banyak (3 kali) ketimbang jumlah kemenangan (2 kali).

Termasuk saat LFC dikalahkan Southampto­n FC 0-1 di St Mary’s kemarin (5/1). Gol Danny Ings saat laga baru berjalan dua menit memperpanj­ang paceklik kemenangan LFC di Premier League musim ini. Sudah tiga matchweek terakhir dilakoni The Reds tanpa hasil absolut.

Itu membuat LFC masih memiliki poin sama (33 poin) dengan peringkat kedua Manchester United. Padahal, LFC memainkan satu laga lebih banyak (17 berbanding 16).

LFC pun terancam menghadapi United dalam matchweek ke-18 di Anfield (17/1) dengan defisit tiga poin sekaligus tergusur dari pemuncak klasemen. Sebab, United bakal menjalani laga tunda matchweek pertama di kandang Burnley FC empat hari sebelumnya (13/1).

Situasi itulah yang mungkin membuat Klopp lebih tertarik ”menyerang” Unied ketimbang membahas kekurangan performa anak asuhnya di St Mary’s. Pelatih berkebangs­aan Jerman tersebut iri pada United yang sering mendapat hadiah penalti ketimbang timnya.

”Manchester United mendapatka­n jumlah penalti lebih banyak selama dua tahun terakhir ketimbang saya (selama menangani LFC) dalam 5,5 tahun,” ungkap Klopp kepada Sky Sports.

Berdasar data Premier League, United mendapatka­n 32 penalti sejak Premier League 2018−2019. Berbanding 30 penalti untuk LFC sejak Klopp datang ke klub asal Merseyside itu pada 8 Oktober 2015. Hanya, jika acuannya adalah statistik pelatih, United era Ole Gunnar Solskjaer hanya mendapatka­n 27 hadiah penalti atau lebih sedikit ketimbang Klopp.

Keluhan penalti menjadi topik yang dibahas Klopp karena ketika menghadapi Soton, timnya semestinya mendapatka­n hadiah dua kali tendangan 12 pas.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia