Pendonor Darah Turun 22 Persen
Selama 2020
SURABAYA, Jawa Pos - Selama pandemi, jumlah pendonor di Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kota Surabaya mengalami penurunan 22 persen. Penurunan tersebut terjadi karena banyak pendonor yang ragu donor di tengah kondisi pandemi yang belum rampung hingga kini.
Catatan hingga 30 Desember, jumlah pendonor darah mencapai 107.293 orang. Jumlah itu turun jika dibandingkan pada 2019. Saat itu jumlah pendonor mencapai 140 ribu orang. ”Jumlahnya terus menurun,” ucap Kabag Pelayanan dan Humas UTD PMI Kota Surabaya Martono Adi kemarin (4/1). Banyak hal yang mengakibatkan kondisi turunnya jumlah pahlawan kemanusiaan itu.
Pertama, kondisi. Pendonor agak ragu donor karena terjebak pandemi. Mereka mematuhi anjuran pemerintah untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Kedua, ada juga yang khawatir kondisi tubuh mereka setelah donor. Tentu ada kaitannya dengan pandemi.
Untung, menurunnya jumlah pendonor itu selaras dengan permintaan. Selama pandemi, permintaan donor di beberapa rumah sakit juga turun. ”Yang naik, justru permintaan plasma konvalesen untuk terapi pasif pasien Covid dalam perawatan,” paparnya.
Maret tahun lalu, UTD PMI sebenarnya telah berupaya agar jumlah pendonor terus bertambah. Salah satunya, menggunakan layanan donor di tempat dengan menggunakan mobil khusus dengan fasilitas donor.
Pendonor tinggal mengontak PMI. Syaratnya juga mudah. Dengan cukup minimal lima orang, layanan untuk mendatangi pendonor ke rumah atau instansi itu bisa diterapkan. Layanan tersebut diberlakukan agar jumlah pendonor terus bertambah.
Hingga kemarin, stok darah untuk packed red cell (PRC) mencapai 311 kantong. Sementara itu, thrombocyte concentrate (TC) mencapai 310 kantong darah.