Abaikan Larangan Masuk dan Protokol Kesehatan
Pengunjung Ramaikan Ikon Surabaya di Kawasan Bulak
SURABAYA, Jawa Pos – Akhir pekan kemarin (30/8) benar-benar dimanfaatkan sebagian masyarakat untuk melepas penat. Sebagian besar nekat melanggar protokol kesehatan. Misalnya, yang tampak di Jembatan Suroboyo dan Taman Suroboyo kemarin. Pengunjung menerobos meski akses masuk ditutup.
Di Jembatan Suroboyo, pengunjung memarkir kendaraan di depan akses masuk jembatan yang dipasangi pembatas. Kemudian, mereka berjalan hingga ke tengah. Namun, ada juga yang berbuat lebih berani. Beberapa orang menggeser barrier agar sepeda bisa masuk. Beberapa orang juga terlihat tidak mengenakan masker.
Suasana di tengah jembatan lebih ramai. Bahkan, beberapa pedagang menggelar lapak. Mereka membawa gerobak dan menerobos akses sisi selatan.
Melihat kerumunan yang makin banyak, tak lama kemudian sirene mobil patroli Kecamatan Bulak berbunyi. Petugas pun meminta pengunjung kembali keluar dari kawasan ikon Kota Pahlawan itu. ’’Tolong segera keluar dari area jembatan nggeh,’’ ucap petugas kepada kerumunan warga.
Tentu saja hal itu disambut gerundelan pengunjung yang datang. Tidak sedikit yang tampak sinis kepada petugas. ’’Lagek leren, balik-balik,’’ ujar salah seorang pesepeda, Nur Cahyo.
Dia mengaku tahu bahwa tindakannya melanggar. Apalagi, sudah ada pengumuman di depan soal jembatan yang masih tutup. ’’Tak lihat banyak yang masuk dan aman-aman saja. Saya kira ya aman,’’ kata warga Gunung Anyar itu.
Di Taman Suroboyo, mayoritas warga yang berkunjung merupakan keluarga. Orang tua membawa serta anaknya. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam. Sejurus kemudian, para pengunjung di lokasi itu juga menyempatkan berkunjung ke pantai yang tidak jauh dari lokasi taman. Bahkan, ada sesi foto model. Padahal, ruang terbuka hijau itu masih tutup.
Sebagian orang juga tidak disiplin terhadap protokol kesehatan dengan tidak mengenakan masker. Mereka akhirnya diminta keluar oleh petugas linmas yang berjaga.
’’Masih ada saja yang nyelonong. Memang ada pengawas yang selalu berjaga. Linmas hingga DKRTH. Tapi, masih sama saja,’’ ucap Fathul, warga sekitar. Dia menerangkan, sudah banyak operasi yang dilakukan. Mulai penertiban hingga edukasi ke warga. DKRTH sudah memasang label dilarang masuk. Selain mengunjungi taman, warga menyempatkan bermain di pesisir. Apalagi, banyak pedagang yang menjajakan dagangan.
’’Sudah sering kami tertibkan, tapi masih terus berulah,’’ ujar salah seorang staf linmas, Pranomo. Dia menerangkan, pengawasan dilakukan sejak pagi hingga malam. Pada momen akhir pekan ini, jumlahnya bisa meningkat. Apalagi, ada parkir liar di area tersebut. ’’Kami sudah beri tahu untuk tidak buat parkir sembarangan, tapi tak digubris,’’ terangnya.
Sementara itu, Camat Bulak Budi Hermanto menyatakan, saat akhir pekan, pihaknya memang paham akan perilaku masyarakat. ’’Pasti banyak yang datang ke sana. Karena itu, petugas kami sejak pagi juga sudah patroli,’’ tuturnya.
Biasanya pengawasan di area itu juga dilakukan dengan petugas gabungan dari Satpol PP Surabaya. Sayang, kemarin yang turun hanya pihak Kecamatan Bulak. Sementara itu, pengawasan tidak hanya dilakukan di satu titik. ’’Saat kondisi seperti ini, pengawasan kami bukan di Jembatan Suroboyo saja. Titik lain, misalnya Taman Suroboyo dan Pantai Watu-Watu, juga ramai. Jadi, kami muter terus agar tempattempat itu tidak banyak kerumunan,’’ ucap mantan camat Gubeng tersebut.