Okupansi Hotel di Surabaya Perlahan Membaik
Mulai Naik meski
SURABAYA, Jawa Pos – Pariwisata yang di dalamnya mencakup hotel menjadi sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19. Terlebih saat pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) beberapa waktu yang lalu. Roda perputaran ekonomi di hotel nyaris lumpuh. Seiring pengenalan new normal atau hidup dengan kebiasaan normal baru, saat ini hotel mulai bangkit. Tingkat okupansinya perlahan-lahan membaik.
”Sudah lebih baik daripada saat PSBB. Hanya, kenaikannya belum signifikan. Tingkat okupansi masih rendah. Belum sepenuhnya kembali seperti dulu saat sebelum pandemi,” terang Marcom
Mengetatkan protokol kesehatan, termasuk sterilisasi koper tamu dan pembersihan sudut-sudut yang sering disentuh dengan disinfektan sejam sekali Mengadakan program booking sekarang untuk menginap tahun depan Membuat program promo paket kamar dengan konsep flexible dates Menawarkan paket intimate atau private wedding kurang dari 30 orang dengan menjalankan protokol sesuai anjuran pemerintah
Terus menggencarkan dan fokus pada program delivery food and beverage Mendukung program traveling bertajuk ”Di Indonesia Aja”
Manager Hotel JW Marriott Mona Cella. Dia menyatakan, tantangan terbesar saat ini adalah mengembalikan kepercayaan dan minat masyarakat untuk kembali traveling ke Surabaya.
”Salah satu kuncinya di situ. Tapi, memang tidak bisa langsung meroket. Karena kegiatan travelling sekarang ini juga pasti masih terbatasi. Baik itu tempat berlibur maupun moda transportasinya kan juga belum sepenuhnya normal,” ujarnya. Mona mengungkapkan, program delivery untuk makanan dan minuman pun masih menjadi perhatian mereka.
Upaya yang dilakukan untuk kembali menggaet tamu pun dikerahkan. Salah satunya, program bertajuk Terimakasih Indonesia dan Di Indonesia Aja. Paket tersebut memberikan kelonggaran bagi tamu untuk menentukan tanggal menginap sampai pada akhir 2021. Program serupa dilakukan beberapa hotel yang saling terintegrasi di Indonesia.
Dia mengungkapkan, meski sudah ada panduan untuk melaksanakan pernikahan di gedung dengan menetapkan protokol kesehatan, belum banyak orang yang berminat. Banyak yang akhirnya mempertimbangkan lebih lanjut untuk benar-benar melangsungkan pesta pernikahan dalam situasi seperti sekarang ini.
Kondisi serupa juga dialami Hotel Sheraton dan Four Point. Brigitta Mone, marcom manager complex di sana, menjelaskan, dari sisi okupansi, bulan ini jauh lebih baik daripada bulan-bulan sebelumnya sejak pandemi.
”Sudah mulai oke sekarang. Lumayan ada okupansi. Orang sudah cukup mudah bepergian. Misalnya, dari luar kota yang ada kerjaan di Surabaya, nginep beberapa hari di hotel,” katanya. Dia menambahkan, okupansi hotel juga cukup terdongkrak dengan liburan sekolah beberapa waktu lalu. Saat itu beberapa orang tua mengajak anak-anak mereka yang sudah tidak terikat dengan belajar online staycation di hotel.
”Untuk kali pertama, hotel bikin promo booking sekarang untuk dipakai tahun depan. Bebas pilih tanggal. Normalnya nggak pernah ada program seperti itu. Karena kebanyakan orang booking hotel itu pasti dekat dengan waktu nginep,” terang perempuan keturunan Jogja-NTT itu.
Communication Manager Hotel Shangri-La Novi Amelia menyatakan, pihaknya terus berupaya membuat tamu merasa percaya diri untuk tinggal di hotel. Tidak diselimuti kekhawatiran. Sebab, protokol kesehatan dijalankan secara ketat dan disiplin. ”Begitu tamu datang, barang-barangnya langsung disterilisasi. Mulai koper sampai sepatu. Kartu akses ke kamar juga betul-betul disterilkan sebelum dan sesudah digunakan,” ujarnya. untuk