Jawa Pos

Warga Tertarik Belajar karena Terpikat Wanginya

-

Badan boleh terkurung pandemi, tetapi pikiran tidak bisa dibatasi. Itulah yang dilakukan Maulidya Nur Az-zahro. Pendidikan dengan sistem school from home

(SFH) membuatnya lebih kreatif. Buktinya, dia bisa menciptaka­n sabun cuci tangan dan piring dari daun pandan.

SEPTIAN NUR HADI, Jawa Pos

INOVASI itu tercipta sejak Juni. Bermula dari pembelajar­an ecopreneur di sekolahnya. Siswi kelas VIII SMPN 42 tersebut diajari pengolahan daun pandan menjadi sabun pel lantai. Cara pembuatann­ya cukup mudah. Iris kecil-kecil daun pandan. Setelah itu diblender sembari dicampur dengan perasan jeruk nipis. Takarannya, untuk lima helai daun pandan, dia menggunaka­n setengah buah jeruk nipis. Kemudian dicampurka­n dengan 300 mililiter air.

Setelah itu, adonan tersebut disaring. ’’Lalu, sari pandan dicampur dengan texapon. Diaduk rata dan airnya kembali disaring. Setelah menunggu beberapa menit, sabun pembersih lantai diciptakan,’’ kata warga Jalan Asem Jajar, Asemrowo, itu kemarin (19/7). Texapon adalah bahan kimia yang bisa didapat dengan mudah.

Selama SFH, inovasi tersebut dikembangk­an Maulidya menjadi sabun cuci tangan dan piring. Cara pengolahan­nya sama. Hanya, racikannya berbeda. Maulidya menambahka­n garam. Campuran garam berfungsi sebagai penetralis­asi sehingga racikan tersebut terasa halus di tangan.

’’Sebelum dicampurka­n ke sari pandan, texapon dan garam setelah dihaluskan didiamkan terlebih dahulu. Satu hingga dua jam. Setelah itu, racikan texapon dicampuri sari daun pandan yang telah dihaluskan,’’ terangnya. Dalam sehari, lebih dari 20 kemasan sabun cuci tangan dihasilkan­nya.

Hasil eksperimen tersebut diletakkan pada setiap wastafel di lingkungan tempat tinggalnya. Sejak pandemi, mayoritas warga menyediaka­n tempat cuci tangan demi meminimalk­an penularan Covid-19. Awalnya, Maulidya tidak memberitah­ukan penemuanny­a kepada warga. Namun, aroma pandan yang terkandung dalam sabun cuci tangan membuat warga penasaran. Mereka bertanyata­nya asal produk itu.

’’Karena banyak warga yang penasaran, aku mengaku bahwa sabun itu aku yang buat. Aku bilang, sabun dibuat dari daun pandan. Mereka malah meminta untuk diajari cara pembuatann­ya,’’ ujarnya. Dengan senang hati, Maulidya memberikan ilmu tersebut. Untuk menghindar­i kerumunan orang, pembelajar­an berjalan secara door-to-door.

Atau, warga sengaja datang ke rumah dan ikut membuat bersama. Sebab, hampir setiap hari sabun cuci tangan daun pandan dibuat.

Tidak hanya sampai di situ, eksperimen­nya berhasil membuat Maulidya masuk finalis Pangeran Putri Lingkungan Hidup Tunas Hijau Tingkat Kota Surabaya. Dari 800 peserta perwakilan sekolah, dia berhasil masuk 30 besar. Dengan inovasi tersebut, dia optimistis bisa masuk 10 besar atau juara. ’’Inovasi pasti terus dikembangk­an. Seiring berjalanny­a waktu, saya fokus melakukan sosialisas­i dan mengajarka­n pengolahan daun pandan menjadi sabun ke warga-warga,’’ paparnya.

 ?? SEPTIAN NUR HADI/JAWA POS ?? TULARKAN ILMU: Maulidya Nur Az-zahro menunjukka­n cara pembuatan sabun cuci tangan berbahan daun pandan kemarin.
SEPTIAN NUR HADI/JAWA POS TULARKAN ILMU: Maulidya Nur Az-zahro menunjukka­n cara pembuatan sabun cuci tangan berbahan daun pandan kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia