Hindari Transportasi Umum, Sepeda Laris
MOJOKERTO, Jawa Pos ‒ Pandemi Covid-19 mengubah gaya hidup banyak orang di dunia. Di kota-kota besar dunia, termasuk Indonesia, masyarakat mulai kembali memilih sepeda sebagai alat transportasi dan hobi. Selain menyehatkan, bersepeda sekaligus meminimalkan kontak fisik dengan orang lain saat menumpang alat transportasi umum. Tidak heran jika permintaan sepeda naik di mana-mana.
Di Mojokerto, toko-toko sepeda mengalami peningkatan permintaan hingga 50 persen. Sebagian malah mengaku kewalahan memenuhi keinginan konsumen. Tidak jarang, para pembeli harus inden lebih dulu hingga seminggu untuk mendapatkan sepeda impiannya. ’’Tiap hari memang ramai pembeli,’’ ungkap Luluk, salah satu karyawan toko sepeda di Jalan Niaga, Kota Mojokerto.
Permintaan begitu tinggi seiring terjadinya perubahan pola hidup masyarakat untuk tetap menjaga kebugaran tubuh di tengah pendemi. ’’Kalau saya melihat ini karena masyarakat ingin sehat,’’ tuturnya. Dengan hidup sehat dan berolahraga, masyarakat yakin bisa meningkatkan imunitas tubuh dalam menghadapi paparan virus korona baru. ’’Perubahan perilaku ingin sehat ini tidak hanya di Mojokerto. Tapi, seluruh dunia ingin sehat,’’ tambah Agung Wijaya, pemilik toko sepeda.
Agung benar. Sepekan terakhir muncul pemberitaan di sejumlah kota di dunia seperti New York di mana warganya mulai kembali bersepeda. Tidak hanya membeli, persewaan sepeda juga laris. Di tengah pandemi yang belum terlihat ujungnya ini, orangorang dituntut menghindari kerumunan di tempat-tempat umum. Termasuk moda transportasi seperti bus atau kereta. Dengan bersepeda, orang juga menghindari ruangan tertutup dengan sirkulasi udara yang terbatas. Di tempat seperti itulah virus mudah menempel dan menyebar. Kini bike to work atau gerakan bersepeda ke tempat kerja kembali booming.
Dengan kondisi tersebut, permintaan sepeda di hampir setiap toko melonjak. Tidak tanggung-tanggung, peningkatan permintaan dialami toko miliknya dua hingga tiga kali lipat dibanding sebelum adanya Covid-19. Sebelumnya, lanjut Agung, rata-rata penjualan hanya 10 unit per hari. Namun, kini mampu menembus 30 unit sepeda per hari. ’’Peningkatan ini terjadi sejak tiga bulan lalu,’’ ujarnya sembari melayani pembeli. Dengan demikian, dalam tiga bulan terakhir, total penjualan sepedanya telah menembus 2.700 unit.
Selain itu, permintaan kian meningkat tajam di tengah pemerintah mendengungkan penerapan new normal atau tatanan hidup baru. Bahkan, stok sepeda sering habis. ’’Ada peningkatan 50 persen lebih. Kalau stok habis, banyak juga yang inden. Tidak toko saja, pabrikan saat ini juga kewalahan,’’ paparnya.