Jawa Pos

Validasi PPDB Diperpanja­ng sampai 10 Juni

Data 6.048 Siswa Belum Masuk

-

SURABAYA, Jawa Pos ‒ Masih banyak lulusan SD tahun ini yang belum melakukan validasi data pendaftara­n penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMP. Jumlahnya lebih dari 6 ribu calon pendaftar. Padahal, sedianya masa validasi ditutup Dispendik Surabaya hari ini (6/6).

Namun, setelah melalui beberapa pertimbang­an, Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya memutuskan untuk memperpanj­ang masa v ali dasi. Proses tersebut dilangsung­kan hingga Rabu (10/6). ’Kami menyadari waktu yang tersisa memang tidak cukup untuk mengi n p u t semua data. Makanya, opsi perpanjang­an jadwal bisa dilakukan,’ ujar Kadispendi­k Surabaya Supomo.

Hingga kemarin siang, masih ada 6.048 ribu siswa lulusan SD yang belum masuk data Dispendik Surabaya. Jumlah data tersebut sulit dimasukkan dalam waktu sehari jika validasi tetap ditutup hari ini.

Komisi D DPRD Surabaya mempermasa­lahkan hal itu dalam rapat koordinasi degan dispendik yang berlangsun­g secara daring

Semua anggota komisi sepakat bahwa masa pendaftara­n harus diperpanja­ng. ’’Paling tidak diundur tiga atau empat hari. Kan masa pendaftara­nnya baru tanggal 15,’’ ucap Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah kemarin (5/6).

Menurut Khusnul, data 6 ribu calon pendaftar yang tersisa tidak mungkin diinput dalam sehari.

Sebab, dia mendapati banyak wali murid yang tidak memiliki perangkat smartphone atau komputer di rumahnya. Alasan tersebut membuat mereka belum memproses validasi itu.

Selain itu, banyak yang mengeluh berkasnya tidak bisa diproses. Padahal, mereka sudah berkali-kali memasukkan data dan menaati saran dari operator. Ratusan berkas ditolak karena berbagai alasan. Mulai teknis penulisan nomor KK hingga alamat yang salah.

Anggota Komisi D DPRD Surabaya Herlina Harsono Njoto juga mendapat banyak keluhan dari konstituen hingga tetanggany­a. Banyak yang sudah berusaha mengunggah data validasi, tetapi masih error hingga kemarin. ’’Makanya, di Play Store itu banyak yang protes terkait aplikasiny­a,’’ ujar politikus Demokrat tersebut.

Selain itu, dispendik akan aktif mencari solusi dari kesulitan yang dihadapi siswa. Supomo mengatakan, selama masa perpanjang­an, dispendik akan lebih aktif mendata calon siswa. Semua harus terkonfirm­asi mengapa belum melakukan validasi. Kemungkina­nnya dua. Terjadi kendala teknis yang mengakibat­kan sistem tidak bisa membaca data siswa atau siswa tersebut memang tidak berniat masuk SMP negeri.

Dari data sementara, sudah ada 2.510 siswa yang memilih sekolah swasta. Ada juga yang memilih melanjutka­n pendidikan di luar kota. Sisanya masih perlu ditelusuri dispendik.

Supomo memastikan seluruh lulusan SD harus bersekolah. Data validasi itu menjadi alat untuk memantau siswa tersebut. ’’Pokoknya di Surabaya ini jangan sampai ada yang tidak sekolah. Insya Allah tidak ada satu pun anak yang tidak tervalidas­i atau tidak dapat pin,’’ jelasnya.

Mengenai kuota PPDB SMPN, Supomo tidak mengatakan nilai spesifik. Estimasi siswa yang akan diterima di SMPN mencapai 20 ribu. Jumlahnya lebih rendah ketimbang PPDB tahun lalu yang mencapai 24 ribu siswa.

Meski tidak sebanyak tahun lalu, jumlah itu sudah melebihi batas standar yang ditentukan Kemendikbu­d. Pemkot sudah mengirim izin ke Kemendikbu­d untuk mendapatka­n kuota tambahan. ’’Sudah bersurat dan dibalas juga. Intinya sudah disetujui,’’ kata mantan kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Surabaya itu.

Dia menegaskan bahwa penambahan tersebut dikhususka­n bagi siswa tidak mampu. Jumlahnya semakin meningkat di tengah pandemi Covid-19. Jika menggunaka­n kuota yang ada, akan banyak murid dari keluarga tidak mampu yang tidak mendapatka­n jaminan pendidikan.

Selama menjadi Kadinsos, Supomo banyak menghadapi murid-murid yang sulit membayar sekolah. Ada yang ijazahnya ditahan dan tidak boleh ikut ujian karena belum bayar SPP. ’’Kalau lihat mereka, pasti nelangsa. Mereka ini tunas bangsa yang akan jadi pemimpin,’’ ucapnya.

 ?? GRAFIS: RIZKY JANU/JAWA POS ??
GRAFIS: RIZKY JANU/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia