Jawa Pos

Biro Umrah Tidak Layani Pendaftara­n

Kemenag Belum Pastikan Kapan Berjalan Lagi

-

SIDOARJO, Jawa Pos – Penutupan sementara ibadah umrah terus berimbas pada biro perjalanan haji dan umrah. Di Kota Delta, biro umrah kompak menunda pendaftara­n. Termasuk pendaftara­n untuk perjalanan jauh hari ke depan.

Ketua DPD Asosiasi Muslim Penyelengg­ara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Jatim M. Sufyan Arief menyatakan saat ini masih melayani pertanyaan terkait umrah dan haji. ”Sekaligus melayani manasik haji,” ujar pria yang juga direktur Al Multazam Utama Nusantara Sidoarjo itu.

Calon jamaah bertanya-tanya tentang keputusan Kerajaan Arab Saudi tersebut. Mereka menanyakan pendaftara­n dalam waktu dekat maupun jauh hari mendatang. Tentu, lanjut Sufyan, kerugian para pengusaha travel umrah sangat besar. Sebab, tidak ada pelayanan sama sekali. Ruginya bisa miliaran rupiah.

”Kalau berlanjut ke haji, malah bisa triliunan,” ujarnya. Karena itu, menurut Sufyan, travel harus mulai pintar berjualan wisata halal lain. Tidak melulu mengandalk­an umrah.

Bety Dwi Kurniawati, owner

Odifa Tour Sidoarjo, pun mengaku belum melayani pendaftara­n lagi. ”Share produk keberangka­tan saja untuk Syawal dan Oktober. Jadi memprospek saja, tapi belum terima untuk DP,” kata Bety.

Setelah ada info resmi dan pasti, pihak travel baru mengumumka­n kepada calon kliennya. ”Yang jelas, turun omzet ya sampai 100 persen,” ujarnya. Sebab, seharusnya ada pemberangk­atan, tapi zonk. Tidak ada sama sekali. ”Saya masih seminggu 20 orang,” katanya. Untuk travel besar di Sidoarjo, seminggu bisa tujuh kali pemberangk­atan. Sekali berangkat 40 sampai ratusan orang.

Di sisi lain, Kementeria­n Agama (Kemenag) Sidoarjo tetap melayani penerbitan rekom untuk ibadah umrah. Kemarin (6/3) layanan itu tetap berjalan. Sebab, rekom bisa digunakan dalam jangka panjang. Tidak harus digunakan sekarang untuk membuat dokumen umrah seperti paspor.

”Rekom dapat digunakan sewaktuwak­tu,” kata Kasi Penyelengg­ara Ibadah Haji dan Umrah Kemenag Sidoarjo Rohmat Nasrudin.

Dia menyebutka­n, setiap tahun warga yang mengajukan rekom rata-rata 5.500 hingga 6.000 orang. Setiap hari ada warga yang mengajukan permohonan untuk ke Tanah Suci. Belum termasuk warga yang pergi umrah. Sebab, tidak semua harus mendapat rekom umrah. Ada golongan tertentu yang tidak perlu mendapatka­nnya. Misalnya, anak yang berusia di bawah 12 tahun dan warga berumur lebih dari 50 tahun.

Hingga kemarin, lanjut Rohmat, belum ada pengumuman kapan ibadah umrah berjalan lagi. Kemenang hanya mengumumka­n pengembali­an biaya pembuatan visa untuk warga yang gagal umrah. Sebab, masa berlaku visa tersebut tidak panjang.

M. SUFYAN ARIEF

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia