Jawa Pos

Sholeh Minta Penghitung­an Ulang

24 Ribu Berkas Dukungan Tidak Lengkap

-

SURABAYA, Jawa Pos – Bakal pasangan calon (bapaslon) wali kota Surabaya jalur independen M. Sholeh dan Taufik Hidayat meminta jumlah dukungan yang mereka kumpulkan ke KPU dihitung ulang. Hal tersebut diyakini bakal menyelesai­kan perdebatan pada musyawarah penyelesai­an sengketa pilwali Surabaya yang digelar di kantor Bawaslu Surabaya kemarin (4/3).

”Kalau tidak dihitung ulang ya percuma. Tidak akan ketemu,” kata Sholeh dalam sidang kemarin. Dia mengklaim jumlah dukungan yang diserahkan ke KPU adalah 193 ribu. Dia kaget saat KPU mengumumka­n bahwa setelah dihitung, jumlah hard copy dukungan yang diterima menyusut 53 ribu.

Sholeh merasa penyusutan memang hal yang wajar. Namun, dia merasa penyusutan seharusnya tidak sebanyak itu. Sebab, versi hitungan timnya, jumlah dukungan tersebut mencapai 193 ribu berkas.

Ketua Bawaslu Surabaya M. Agil Akbar menanyakan bukti yang dimiliki Sholeh sehingga dia yakin jumlah dukunganny­a mencapai 193 ribu. Dia juga merasa heran mengapa perbedaan data versi KPU dan bapaslon terpaut jauh. ”Apakah Anda sudah menghitung sendiri jumlah dukungan itu?” ujar Agil.

Sholeh tersenyum. Dia mengaku tidak menghitung sendiri bekas tersebut. Sebab, tak mungkin dia melakukan hal tersebut di tengah kesibukann­ya. ”Yang mulia. Saya ini kan bacawali tidak mungkin saya hitung sendiri. Ada tim khusus,” jawab Sholeh.

Namun, Sholeh mengklaim bahwa hitungan timnya sudah akurat. Dia memerinci dalam setiap kardus terdapat 10 ikat berkas. Masing-masing berisi 100 lembar dukungan yang disertai fotokopi KTP dan tanda tangan pendukung. Artinya satu kardus 1.000 dukungan. Karena ada 193 kardus, maka jumlah dukungan yang diklaim pihak Sholeh mencapai 193 ribu.

Namun, KPU tetap pada pernyataan­nya. Saat penghitung­an berkas tersebut, ada pihak dari Sholeh yang menyaksika­n penghitung­an itu. KPU juga menemukan bahwa data yang dimasukkan ke setiap kardus tersebut juga masih kacau. Alias berkas antarkelur­ahan masih tercampur. ”Untungnya ada tim dari Bapak Sholeh yang membantu kami merapikan data-data itu,” ujar Komisioner KPU Surabaya Kholid Asyadullah.

Selain itu, panitia KPU menemukan banyak berkas yang belum lengkap. Ada yang tidak dilengkapi tanda tangan pendukung, ada juga yang tidak disertai fotokopi KTP. ”Yang tidak lengkap ada 24.154 berkas.

Sedangkan hard copy yang lengkap mencapai 116.230,” ujar Kholid. Jika hal tersebut benar, langkah Sholeh bakal semakin berat. Sebab, syarat dukungan minimal mencapai 138 ribu.

Selain perdebatan tentang jumlah dukungan, Sholeh juga meyampaika­n keluhannya tentang ribetnya menjadi calon independen. Dia merasa harus bekerja dua kali lipat karena sistem informasi pencalonan (silon) yang merepotkan. ”Kalau sistemnya bagus tentu mudah. Nyatanya, kami kesulitan,” katanya. Ada tambahan waktu untuk menginput data silon selama satu pekan. Sholeh telah memasukkan 96 ribu dukungan ke sistem KPU pusat.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia