Ibu Menteri Memuji Program Pahlawan Ekonomi
SURABAYA, Jawa Pos – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga menilik produk-produk para pahlawan ekonomi (PE) dan pejuang muda (PM) Surabaya yang ditata di Ruang Suro Kapas Krampung Plaza (Kaza) Mall Surabaya. Di sana terdapat berbagai produk. Misalnya, batik dengan motif teyeng, snack, tempat tisu, dan hiasan meja.
Pada pertemuan tersebut, menteri PPPA mengapresiasi program PE dan PM. ”Kebijakan Bu Risma membentuk PE dan PM sangat membantu kami di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,” paparnya kemarin (8/12)
J
Menurutdia,bidangkewirausahaan untuk membantu pemberdayaan perempuan merupakan salah satu tugas yang diarahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Dia menyatakan, PE dan PM bisa menjadi role model dalam pemberdayaan perempuan. ”Kami bisa lakukan program tersebut di pelosok-pelosok tanah air,” papar perempuan 51 tahun itu.
Lebih lanjut dia mengatakan, para peserta PE dan PM sudah melek teknologi informasi. Dengan demikian, para perempuan yang tidak bisa meninggalkan pekerjaan domestik bisa membantu perekonomian keluarga dengan bekerja, tapi tidak meninggalkan rumah. ”Melalui teknologi digital, mereka bisa memasarkan produkproduknya,” kata Bintang. Tentunya, kemasan maupun kualitas produk harus tetap diperhatikan. ”Saya lihat packaging-nya juga bagus,” lanjutnya. Itu menunjukkan bahwa kualitas produk rumahan tidak kalah oleh produk industri pabrik.
Setelah meninjau kegiatan PE dan PM di Kaza Mall, Bintang melanjutkan kunjungan ke UPTD Kampung Anak Negeri (Kanri). Sebuah selter khusus yang menampung anak-anak jalanan dan rentan masalah sosial.
Kedatangan Bintang disambut 35 anak-anak penghuni Kanri. Diiringi lagu yang dibawakan band anak-anak Kanri. Band itu merupakan salah satu kegiatan untuk menyalurkan bakat anakanak binaan Kanri.
Di sela kunjungan tersebut, Bintang mengapresiasi langkah pemkot yang memberikan kesempatan bagi anak-anak jalanan. Terutama soal bimbingan agar mereka bisa mandiri. pukul 23.16 pada hari yang sama. Setelah mengalir, warga kembali mengeluh. Kali ini air yang tiba di rumah warga keruh.
Alumnus teknik kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tersebut menjelaskan bahwa air mati biasanya disusul air keruh. ’’Aliran air yang tenang membuat stabil koloid yang tertinggal dalam pipa. Begitu pertama start, ada kejutan air masuk sehingga terjadi turbulensi aliran sesaat,’’ lanjutnya.
Ada beberapa faktor penyebab kebocoran pipa. Selain terkena proyek galian drainase, banyak pipa PDAM yang sudah tua. Mujiaman menilai peremajaan pipa harus disegerakan. Jika tidak, banyak pipa yang menyusul bocor.
PDAM perlu melakukan investasi besar-besaran. Sebab, panjang pipa PDAM saat ini sudah lebih dari 6 ribu kilometer. Pipa tersebut tertanam di setiap jalan raya, perumahan, dan kampung. Mujiaman juga menyampaikan bahwa banyak opsi untuk mencari investasi.
Salah satunya memanfaatkan uang dividen yang selama ini disetorkan ke pemkot. Dalam setahun, PDAM untung Rp 253 miliar. Sebanyak 55 persen masuk ke kas pemkot sebagai dividen. Nilainya setara Rp 126 miliar. Sebanyak 5 persen digunakan sebagai investasi. Sisanya, 40 persen, ditujukan untuk anggaran belanja PDAM. ’’Tentu, nilai Rp 126 miliar itunothing jika dibandingkan dengan APBD pemkot yang sudah Rp 10 triliun,’’ paparnya.
Mujiaman butuh investasi Rp 2 triliun untuk membenahi semua pipa tua tersebut. Jika semua pipa sudah diganti, tingkat kehilangan air PDAM bisa diturunkan. Pada akhir 2018, tingkat kehilangan air PDAM meningkat menjadi 31 persen. Jika tidak ada peremajaan pipa, tingkat kehilangan air bisa jadi semakin besar setiap tahun.