Jawa Pos

Sopir Jual Angkot secara Kiloan

Buntut Sepinya Penumpang

-

SURABAYA, Jawa Pos – Beroperasi­nya Jembatan Suramadu berdampak pada menurunnya jumlah pengguna jalur penyeberan­gan Ujung (Surabaya)–Kamal (Madura). Selain pengusaha kapal, sepinya penumpang dikeluhkan sopir angkot atau lin.

Zaini, salah seorang sopir angkot, mengatakan bahwa pendapatan­nya terus menyusut sejak adanya Jembatan Suramadu. Dulu, dia mampu mengumpulk­an 20 penumpang dalam waktu setengah jam. Kondisinya berbeda jauh dengan sekarang. ’’Saya sudah satu jam ngetem. Tapi, belum ada satu pun penumpang yang masuk,’’ katanya sambil tiduran di angkotnya kemarin (8/11).

Bapak lima anak tersebut menyatakan, sepinya penumpang membuatnya ketir-ketir. Gara-gara itu, dia terpaksa berutang untuk menutup setoran. ’’Saya diminta setor Rp 40 ribu ke pemilik angkutan dalam sehari. Padahal, pendapatan cuma Rp 30 ribu,’’ tambah Zaini. Untuk menghindar­i kerugian besar, pria asal Pabean Cantian tersebut mulai mengurangi aktivitasn­ya menyetir. Dia lebih banyak melayani jasa sewa harian untuk kepentinga­n wisata.

Selain Zaini, sepinya penumpang membuat Mustofa bersedih. Pria berusia 50 tahun itu berencana menjual angkotnya secara kiloan. ’’Entah, laku berapa. Biaya operasiona­lnya terlalu besar,’’ katanya.

Ada tiga jenis angkot atau lin yang melewati jalur pelabuhan. Yakni, lin K (Jembatan Merah– Indrapura–Ujung Baru), Z1 (Ujung Baru–Margomulyo–Benowo), dan USP (Ujung Baru–Tambaksari–Petojo).

Jumlah kendaraan yang beroperasi terus berkurang. Misalnya, lin USP yang sebelumnya berjumlah 63 unit. Saat Pelabuhan Ujung masih ramai, jumlahnya mencapai 63 unit. Kini hanya tersisa 40 unit. Penguranga­n juga terjadi pada lin ZI dan K.

Kabid Angkutan Dinas Perhubunga­n (Dishub) Kota Surabaya Sunoto menjelaska­n bahwa berkurangn­ya angkot di pelabuhan disebabkan beberapa hal. Selain terdampak Jembatan Suramadu, angkutan online turut berpengaru­h. ’’Masyarakat cenderung memanfaatk­an aplikasi karena faktor kecepatan layanan,’’ katanya.

Sunoto menegaskan, instansiny­a tidak berniat menutup trayek ke pelabuhan. Sebab, pemakainya masih cukup banyak. Terutama pedagang di sekitar Pelabuhan Kamal, Madura. Sunoto menjelaska­n, dishub sebenarnya menggagas program subsidi untuk angkot. Namun, hal itu belum bisa direalisas­ikan. ’’Ada keterbatas­an di sisi anggaran. Jadi, kebijakan ditunda,’’ ungkap Sunoto.

Selain angkot, jumlah kapal yang beroperasi di Ujung–Kamal berkurang. Dari tiga kapal penyeberan­gan, hanya dua yang dioperasik­an. Itu pun tidak sampai 24 jam seperti zaman dulu.

 ?? ANGGER BONDAN/JAWA POS ?? KOSONG: Angkot parkir di Jalan Kedung Cowek samping Taman Kali Kedinding kemarin (9/11).
ANGGER BONDAN/JAWA POS KOSONG: Angkot parkir di Jalan Kedung Cowek samping Taman Kali Kedinding kemarin (9/11).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia