Kuota 30 Peserta, Pendaftar 50 Orang
Kelas Pranikah DP5A
SURABAYA, Jawa Pos – Pendaftar kelas pranikah yang diinisiasi pemkot melalui Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) milik dinas pengendalian penduduk, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak (DP5A) kerap melebihi kuota. Hal tersebut menjadi dilema tersendiri. Sebab, banyak pendaftar yang akhirnya harus mengalah atau menunggu kelas pada gelombang selanjutnya.
Kepala DP5A Surabaya Chandra Oratmangun menjelaskan, kelas pranikah yang diadakan setiap bulan di Puspaga menyediakan kuota sebanyak 30 peserta yang ber-KTP Surabaya. Mereka bisa mendaftar online dengan membuka media sosial DP5A terlebih dahulu. Namun, peserta yang mendaftar bisa sampai 40–50 orang per bulan. ’’Rencananya ada kelas pranikah akbar supaya yang mundur atau beberapa kali nggak dapat kuota bisa ikut di kelas itu. Tahun lalu kami tampung sampai 90 peserta di kelas akbar itu,” kata Chandra saat ditemui di ruang kerjanya kemarin (5/11).
Chandra menyebutkan, mayoritas
Tujuan utama yang ingin dicapai dari program itu adalah menyiapkan generasi yang berencana.’’
Kepala DP5A Surabaya
peserta yang mendaftar dan mengikuti program itu adalah mahasiswa. Ada juga yang sudah menikah dan merasa butuh masukan ilmu mengenai rumah tangga. Dalam kelas pranikah itu, yang menjadi pemateri adalah psikolog, ahli kesehatan reproduksi, pakar manajemen keuangan keluarga, serta petugas Kemenag. ’’Tujuan utama yang ingin dicapai dari program itu adalah menyiapkan generasi yang berencana,’’ paparnya.
Kabid Kesejahteraan Keluarga DP5A Surabaya Anto Handiono mengungkapkan, pernikahan merupakan sesuatu yang sakral, tapi paling jarang dipersiapkan. ’’Yang selalu disiapkan dengan matang itu soal katering, suvenir, dan gedung. Tapi, mental justru minim persiapan,” ungkapnya.