Jawa Pos

Ajarkan Tangga Nada sampai Performanc­e

Anak yatim piatu dan anak jalanan tidak hanya urusan pemerintah. Namun, perlu uluran tangan semua pihak. Itulah yang diupayakan Karmelia Syndi Ongkowijoy­o. Dia mengajari anak-anak vokal dan bernyanyi secara sukarela.

-

skill

LAHIR dari keluarga berada tidak membuat Karmelia Syndi Ongkowijoy­o bersantai-santai dengan kehidupann­ya. Dia mengisi waktu luangnya dengan mengajari anak-anak yatim piatu dan anak jalanan berlatih vokal dan bernyanyi.

Misalnya, ketika perayaan HUT Ke-74 Kemerdekaa­n RI tahun ini, Karmel menjadi salah seorang volunter dalam komunitas peduli anak Song Kid. Komunitas itu membekali puluhan anak-anak dengan beragam keterampil­an (skill) di lantai 2 Golden City Mall beberapa waktu lalu.

Tahun ini, Song Kid memang punya agenda untuk membekali anak-anak telantar dan yatim dengan skill bela diri, art, vokal, bartender, musik, dan memasak. Anak-anak tersebut bebas memilih HISYAM, Jawa Pos

skill mana saja yang ingin mereka pelajari dan kembangkan sesuai minat dan bakat masing-masing.

Anak-anak yang dilatih tersebut dikumpulka­n lewat kerja sama dengan beberapa komunitas peduli anak dan panti asuhan di Surabaya. Ada juga anak-anak jalanan yang langsung diajak bergabung. Program gratis itu dididik langsung oelh mentor-mentor profesiona­l di bidangnya. Salah seorang mentor khusus itu adalah Karmel.

Putri Jimmy Yusuf dan Titik Lukito tersebut sudah empat tahun terakhir keluar masuk panti dan sekolah untuk membekali anak-anak dengan skill menyanyi. Pada ulang tahunnya yang ke-24 pada April 2019 saja, Karmel mengisinya dengan mengajarka­n skill bernyanyi kepada anak Sekolah Dasar Tunas Jaya, Putat Jaya, Kecamatan Sawahan.

Menurut perempuan lulusan Alphacruci­s College, Australia, jurusan teologi, tersebut, membantu dan peduli pada anak-anak adalah tanggung jawab semua orang. ”Jika orang tuanya berperan di rumah, kitalah yang berperan melatih dan mendidik mereka di luar rumah,” katanya.

Karmel menganggap mengajari anak-anak seperti itu sebagai kewajiban. Karena itu, Karmel tidak main-main dalam mengajari anak-anak tersebut. Mereka yang sebagian besar belum punya modal menyanyi diajari dari awal. Mulai mengenal tangga nada hingga cara mengatur vokal dalam bernyanyi. Berkali-kali anakanak dilatih, satu per satu dibimbing, latihannya hingga sampai tahapan pementasan panggung. ’’Ini tidak gampang, tapi dinikmati saja. Namanya juga mendidik dan melatih anakanak, kan ya harus sabar,” tuturnya.

Sejak kecil, perempuan yang merupakan komisioner Restoran Pizza One itu memang hobi menyanyi. Dia pernah ikut kelas menyanyi selama di Hillsong College, Australia. Perempuan yang tinggal di Manukan Wetan itu juga pernah tampil di panggung Asia untuk bernyanyi. Bekal dan pengalaman itulah yang membuat dia menerjunka­n diri menjadi guru menyanyi. ’’Mungkin apa yang saya lakukan untuk anak-anak itu bisa berdampak baik bagi masa depan mereka nanti,” harap Karmel.

 ??  ?? MENTOR: Karmelia ketika menjadi pengajar vokal anak-anak telantar dan yatim piatu beberapa waktu lalu.
MENTOR: Karmelia ketika menjadi pengajar vokal anak-anak telantar dan yatim piatu beberapa waktu lalu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia