Jawa Pos

Rontgen Baik, Latihan Jalan

-

Malam setelah melakukan squat jump 90 kali, Mashanum Dwi Aprilia merasakan badannya sakit semua. Lima hari kemudian, dia tidak bisa beranjak dari tempat tidur. Miring pun harus dibantu.

SISWI kelas XI yang akrab disapa Hanum itu kini masih dirawat intensif di Ruang Padjajaran RSUD Prof dr Soekandar, Kecamatan Mojosari, Mojokerto. Orang tuanya selalu mendamping­i sambil berharap ada kabar baik yang disampaika­n dokter. Kondisi yang dialami siswa SMAN 1 Gondang itu berawal dari kegiatan ekstrakuri­kuler (ekskul) unit kegiatan kerohanian Islam (UKKI) yang diikutinya pada Jumat (13/7). Hanum datang terlambat. Akibatnya, dia mendapat sanksi dari teman kelompok ekskulnya berupa hukuman fisik squat jump sebanyak 90 kali. Sugiono, ayah Hanum, menuturkan, anak perempuann­ya tersebut juga menjadi santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ghoits, Gondang, Mojokerto. Karena itu, dia tidak mengetahui persis peristiwa yang menimpa putrinya. ”Jumat malam (13/7), saya hanya ditelepon (Hanum) kalau badannya sakit semua,” terangnya. Keesokan harinya, Sabtu (14/7), pihak keluarga pun menjemput Hanum dari pondok untuk pulang ke rumahnya di Krian, Sidoarjo. Saat itu Hanum belum mengalami tanda-tanda gangguan serius. Merasa tidak ada kekhawatir­an, pada Minggu (15/7) Hanum diantarkan kembali ke pondok. ”Karena Senin (16/7) sudah harus masuk sekolah,” paparnya.

Sugiono tidak menyangka bahwa kondisi putrinya semakin buruk. Hanum mulai mengalami kesulitan untuk menggerakk­an kedua kakinya. Kondisi itu baru diketahui teman sesama santri di pondok. Bahkan, untuk sekadar berjalan ke kamar kecil saja, Hanum harus dibantu temannya.

Semakin hari kondisinya kian menurun. Hanum tak mampu lagi untuk berdiri. ”Dia (Hanum, Red) salat hanya dengan duduk,” terang pengasuh Ponpes Al-Ghoits M. Rofiq Affandi. Hingga akhirnya, pada Rabu (18/7) dia sudah tidak bisa lagi beranjak dari tempat tidur. ”Bangun sudah tidak bisa, untuk miring saja harus dibantu,” ungkap pengasuh yang akrab disapa Gus Rofiq tersebut.

Khawatir ada cedera serius, pada hari itu juga pihaknya melarikan Hanum ke pengobatan pijat alternatif sangkal putung di Desa Pandanarum, Kecamatan Pacet. Selang dua hari kemudian (20/7), Hanum dirujuk ke RSUD Prof dr Soekandar, Mojosari, Kabupaten Mojokerto.

Supriatin, ibu Hanum, menegaskan bahwa putri keduanya tersebut tidak pernah memiliki riwayat penyakit maupun terjatuh semasa kecil hingga remaja. ”Sehat-sehat saja. Tidak pernah jatuh juga,” terangnya. Sejak dirawat di rumah sakit pada Jumat (20/7), kondisi putri keduanya itu mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Keluhan sakit pada bagian tulang punggung sudah tidak lagi dirasakan. Bahkan, kini Hanum sudah mulai bisa duduk bersandar maupun duduk di kursi roda. ”Sudah semakin baik, ujung jari kakinya mulai bisa sedikit digerakkan,” ungkapnya.

Pihak rumah sakit telah melakukan pemeriksaa­n radiologi dan foto rontgen pada bagian yang dicurigai mengalami cedera. Ada empat bagian yang sudah dirontgen, yakni toraks atau tulang dada, tulang paha, tulang panggul, serta tulang belakang. Wadir Pelayanan RSUD Prof dr Soekandar dr Djalu Naskutub menyatakan, berdasar hasil observasi dokter, belum ditemukan adanya tanda cedera serius pada empat bagian tersebut.

Kemarin (23/7) kondisi pasien sudah mulai bisa duduk dan belajar untuk berdiri. Upaya pengembali­an fungsi gerak tersebut ditangani fisioterap­is di poli rehabilita­si. ”Kalau sudah bisa berdiri, apalagi jika bisa melangkah, kemungkina­n tidak ada luka atau tekanan di tulang belakangny­a. Tapi, kami akan melakukan observasi terus,” kata Djalu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia