Jawa Pos

Pedagang Pasar Turi Lama Butuh Kejelasan

-

SURABAYA – Hampir sebelas tahun sebagian pedagang Pasar Turi berjualan tanpa kejelasan. Sejak Pasar Turi terbakar pada 2007, sebagian pedagang masih bertahan di tempat penampunga­n sementara yang didirikan Pemkot Surabaya. Tempat penampunga­n yang terbuat dari tripleks itu dibangun di depan Pasar Turi Baru.

Salah seorang pedagang yang enggan disebut namanya mengaku memilih bertahan di tempat penampunga­n sementara. Dia hanya mau pindah ke Pasar Turi Baru jika pengelolan­ya pemkot. ”Sekarang masih dikelola developer,” katanya.

Menurut dia, pedagang tidak mau menanggung risiko jika sewaktu-waktu terjadi kenaikan harga stan. Harga jual stan di Pasar Turi Baru mencapai ratusan juta rupiah. Jika ingin masuk dan mengambil kunci, pedagang harus membayar lagi yang jumlahnya tidak sedikit.

Karena itu, dia bertahan di tempat penampunga­n sementara. Meskipun ketika hujan turun, tempat penampunga­n sementara kerap bocor dan banjir.

Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya Buchori Imron mengatakan, sudah saatnya Pemkot Surabaya bersikap lebih tegas terhadap persoalan tersebut. Terutama untuk mengatasi permasalah­an Pasar Turi dan memikirkan nasib pedagang. ”Dulu mereka berkecukup­an, bisnisnya jalan. Sekarang ibaratnya bangkrut,” katanya.

Permasalah­an tersebut mengemuka setelah perjanjian yang dibuat pemkot dan developer tidak sesuai dengan realisasin­ya. Harga jual stan tidak sesuai kesepakata­n awal dengan pedagang yang terdampak kebakaran. ”Harganya terlalu tinggi,” ujarnya.

 ?? RIZAL/JAWA POS ?? BUTUH SOLUSI: Sebagian pedagang Pasar Turi lama memilih menempati tempat penampunga­n sementara meski sudah tidak layak.
RIZAL/JAWA POS BUTUH SOLUSI: Sebagian pedagang Pasar Turi lama memilih menempati tempat penampunga­n sementara meski sudah tidak layak.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia