Sabar Promosi dan Edukasi
MESKI tergolong produk handmade
unik yang memadukan bahan baku kulit sapi dan batik, pemasaran produk Arvie Goods tidak langsung mulus. Trio ownernya sempat mengalami kesulitan. Mulai produk yang dijual tidak laku hingga dipandang sebelah mata oleh konsumen.
Salah satu faktor penyebabnya, banyak konsumen yang belum mengerti keistimewaan produk tersebut. Karena itu, mereka mau tidak mau harus sabar mengedukasi pasar. ’’Saat itu kami terus agresif promosi di media sosial. Kami tetap gencar tawarkan ke teman-teman dari mulut ke mulut,’’ tutur Irwin. ’’Branding
tersebut sangat penting dalam sebuah bisnis. Jadi, tidak perlu malu melakukan promosi,’’ tambahnya.
Arvie Goods memanfaatkan lini online dan offline sebagaimana para pelaku usaha saat ini. Untuk pemasaran online, antara lain, lewat website, Instagram, dan marketplace Qlapa. Tidak heran jika pelanggan Arvie Goods tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Sementara itu, untuk pemasaran offline, Irwin dan rekan-rekannya telah bekerja sama dengan sebuah kafe di Surabaya untuk menitipkan produknya. ’’Kami bersyukur responsnya bagus. Sebagian besar customer kami adalah anak muda,’’ jelas Irwin.
Untuk terus meningkatkan branding Arvie Goods, tiga pemuda itu sering mengadakan workshop di Surabaya. Di sana mereka sharing dengan peserta tentang bagaimana tip-tip membuat produk dari kulit. ’’Selain berbagi ilmu, hal itu sebagai bentuk promosi kami sebenarnya. Alhamdulillah antusiasme yang mendaftar pada workshop kami selalu banyak,’’ ungkap Kuncoro.
Saat ini Arvie Goods memiliki tim yang beranggota lima orang. Mereka selalu memperhatikan kualitas produk agar tidak ditinggal pasar. Jika kualitas sebuah produk selalu terjaga, otomatis menumbuhkan kepuasan pelanggan. ’’Karena itu, dalam membuat produk-produk Arvie, kami selalu menggunakan hati agar hasilnya maksimal,’’ tutur Kuncoro. Juga, harus didukung inovasiinovasi baru agar mampu tampil beda dengan kompetitor.