Hadirkan Nuansa Keceriaan 1990-an
SURABAYA – Deretan kaset pita, televisi hitam putih, dan beragam barang lawas lainnya menyambut pengunjung yang datang di DBL Arena kemarin (7/4). Acara yang diberi tajuk 100 Kota 1 Bahasa, Soundsations 2018 tersebut memang mengusung tema era 1990-an. Bukan hanya dekorasi, pengisi acara yang hit pada tahun 1990-an seperti Base Jam, T-Five, dan The Groove turut meramaikan acara.
Acara dibagi menjadi dua ruangan. Lantai bawah digunakan untuk pameran barang lawas dan lantai atas untuk konser musik. Di lantai bawah, pengunjung akan memasuki lorong yang disebut dengan Ruang Memori. Isinya fotofoto hitam putih, televisi lawas, dan beberapa piringan hitam.
Setelah melewati lorong, akan terlihat lebih banyak barang antik di dalamnya. Ada 12 tenant yang memamerkan barang-barang yang kini sulit ditemui. Kamera analog, radio, game watch, bahkan motor vespa juga dijual dalam pameran tersebut.
Salah seorang pemilik tenant adalah Hero Loan. Di lapaknya, dia memamerkan sepatu, tas, helm, kamera, radio, kaset pita, dan barang lawas lainnya. Yang menjadi favorit pengunjung adalah koleksi kaset pitanya. Hero membanderol harga kasetnya mulai Rp 15 ribu hingga Rp 1 juta. ’’Paling mahal punyanya Iwan Fals yang album 3 Bulan,’’ katanya.
Sementara itu, piringan hitam dihargai mulai Rp 50 ribu hingga Rp 300 ribu. Harga kaset impor lebih mahal daripada kaset lokal. Namun, untuk piringan hitam, peminatnya lebih sedikit. Sebab, fonograf atau alat untuk memutar piringan hitam sangat langka. ’’Kalau buat yang mutar kaset pita masih banyak,’’ imbuhnya.
Selain pameran barang lawas, beragam permainan interaktif digelar. Yakni tebak lagu dan tebak gambar. Sesuai dengan tema, lagu dan gambar yang disediakan juga seputar era ’90-an. Pengunjung diminta menebak judul lagu dan penyanyinya melalui sebuah headset.