Sofia Bertahan 24 Hari
Kembar Siam Dempet Perut
SURABAYA – Satu di antara bayi kembar siam dempet perut Salma dan Sofia tidak bisa diselamatkan. Sofia meninggal kemarin (1/2) pukul 08.43. Bayi berusia 24 hari tersebut hanya bertahan sehari setelah operasi pemisahan di Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) RSUD dr Soetomo. Sementara itu, kondisi Salma masih kritis di ruang ICU GBPT.
Ketua Tim Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu RSUD dr Soetomo dr Agus Harianto SpA mengatakan, sejak lahir 8 Januari 2018, kondisi Sofia kurang mendukung. Napasnya tersengal-sengal ketika lepas oksigen. ’’Selasa (30/1) berat badan Sofia 4.900 gram,’’ terang Agus. Lantaran pernapasan tersengal-sengal, punggung Sofia terlalu mendongak ke belakang. Oksigen yang masuk pun menurun.
Karena itu, tim dokter memutuskan melakukan operasi emergency. ’’Kami langsung siapkan ruang 403-405 untuk operasi,’’ lanjut dia. Mereka sebelumnya melakukan CT scan untuk mengetahui topografi maupun anatomi bayi. Langkah itu juga dimaksudkan untuk mengetahui penyebab napas Sofia tersengal-sengal. Saat dipindahkan, tubuh Sofia membiru. ’’Operasi berlangsung empat jam. Mulai pukul 12.25 sampai 16.25,’’ jelasnya.
Agus menguraikan, kondisi organ Sofia tidak lengkap. Kandung empedu, usus, dan pankreas tidak jelas. Meski begitu, tidak terjadi kematian di atas meja operasi. Sofia dinyatakan meninggal ketika sudah dipindah ke ruang ICU GBPT esok paginya. ’’Meskipun terpisah, hasilnya tidak maksimal,’’ ujar Agus.
Operasi emergency merupakan operasi penyelamatan. Jika tidak dilakukan, bayi kembar tersebut terancam meninggal. Operasi sudah mendapat restu orang tua Sofia-Salma. ’’Ya, dengan risiko keduanya meninggal,’’ tuturnya.
Dirut RSUD dr Soetomo Harsono menambahkan, Sofia meninggal akibat gagal fungsi multiorgan. Ada kelainan bawaan bayi kembar yang kompleks. Bayi lahir prematur dengan kelainan omphalopagus (dempet perut) dan omphalocele serta tulang punggung mendongak ke belakang (melengkung keluar). ’’Kelainan paling fatal adalah organ ususnya yang kurang bagus,’’ beber Harsono.
Saat ini tim dokter berfokus pada perawatan Salma. Masa kritis Salma ditunggu 24 jam pertama. Dilanjutkan 1, 2, 7 hari pertama hingga sebulan. ’’Jika sudah bebas kritis, kami sangat bersyukur. Semoga mendapatkan kesembuhan,’’ harap Harsono. Selama masa pengawasan, tim dokter berkomitmen tidak ke luar kota. ’’Organ Salma lebih lengkap daripada Sofia. Tapi, ususnya lebih pendek. Berat badannya 2.400 gram,’’ katanya.