MILF Siap Bantu Bebaskan WNI yang Disandera
Juga Minta Saran untuk Wujudkan Perdamaian
JAKARTA – Front Pembebasan Islam Moro (MILF) mengaku tahu bahwa beberapa warga negara Indonesia (WNI) masih disandera di Filipina Selatan. Karena itu, MILF siap membantu upaya Jakarta membebaskan mereka.
”Kami akan berusaha sekuat tenaga untuk membebaskan mereka,” ujar Murad Ebrahim, pemimpin delegasi MILF, setelah bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di kantor wakil presiden, Jakarta, kemarin (1/2).
JK menuturkan, penyanderaan itu dilakukan kelompok Abu Sayyaf atau faksi-faksi lain yang lebih kecil. Nah, MILF bisa membantu mengatasi itu. ”Mereka bisa cari tahu,” tambah JK.
Isu pembebasan sandera tersebut juga menjadi salah satu bahasan saat Murad dan delegasi MILF bertemu dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi. ”Menlu menyampaikan concern terhadap masalah ini. Kami minta dukungan MILF untuk membantu pembebasan sisa sandera,” kata Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir dalam press briefing kemarin.
Retno juga, lanjut Tata, meminta MILF turut berperan dalam mencegah terjadinya penyanderaan terhadap WNI di masa yang akan datang. Saat ini masih ada tiga sandera WNI di tangan kelompok Abu Sayyaf. Mereka adalah Hamdan bin Saleng dan Sudarling Samansung asal Kepulauan Selayar serta Subandi bin Sattu asal Bulukumba, Sulsel. Mereka ditangkap kelompok itu di perairan Kepulauan Taganak, Sabah, Malaysia, pada 18 Januari 2017.
Delegasi MILF datang ke Jakarta untuk meminta saran mewujudkan perdamaian di Filipina. Sebab, Indonesia dinilai berhasil dalam penanganan perdamaian di Aceh.
”Kami datang ke Indonesia untuk belajar dari pengalaman pemerintah Indonesia, khususnya dalam menangani Aceh yang mengalami situasi yang sama dan Papua.” ujar Murad di kantor Wapres.
Dia menuturkan, pihaknya sudah berkunjung ke Aceh. Hasilnya, mereka sangat terkesan dengan penyelesaian konflik di Aceh setelah tsunami 2004. Mereka berharap itu bisa diterapkan di Filipina.