BESAR PIALA PRESIDEN
Drawing ’’Akal-akalan’’ 8 Besar Piala Presiden
Drawing pertandingan seharusnya fair. Namun, dengan alasan keamanan, undian babak 8 besar Piala Presiden dibuat sedemikian rupa agar Persebaya Surabaya dan Arema FC tidak bersua. Dua rival abadi tersebut baru bisa ketemu kalau sama-sama lolos ke final. Hmmm ....
KALAU fair, Persebaya dan Arema sejatinya bisa bertemu pada babak 8 besar di Stadion Manahan, Solo. Persebaya berada di pot 1 sebagai salah satu di antara empat juara grup. Sedangkan Arema, meski juga juara grup, ditempatkan di pot 2 karena poinnya paling sedikit di antara juara grup yang lain.
Pot 1 berisi Sriwijaya FC, Bali United, Mitra Kukar, dan Persebaya. Sedangkan pot 2 diisi Arema FC, Madura United, Persija Jakarta, dan PSMS Medan.
Sebelum drawing dimulai di Hotel Sultan, Jakarta, kemarin (31/2), Direktur Utama Persija Gede Widiade mengusulkan agar Persebaya dan Arema dipisah. ’’Ada baiknya memang dipisahkan dengan segala pertimbangan yang ada,’’ ujarnya. Usul tersebut diiyakan oleh panitia dan semua perwakilan klub yang hadir. Skenario memisahkan Pesebaya dan Arema itu selanjutnya diakomodasi dalam proses drawing. Faktor keamanan adalah alasan yang paling mengemuka. Rivalitas panas pendukung Persebaya dan Arema, tampaknya, membuat panitia tidak berani mengambil risiko bila dua tim besar tersebut bertemu di Solo.
Beres? Belum. Panitia memutuskan untuk menukar jadwal pertandingan antara Mitra Kukar versus Persija dengan Bali United kontra Madura United. Mitra Kukar vs Persija awalnya dijadwalkan main 3 Februari. Sedangkan Bali United melawan Madura United digelar 4 Februari.
Namun, lagi-lagi karena alasan keamanan, jadwal dua pertandingan ituditukar. Potensi panas muncul karena pertemuan suporter Madura United dengan Arema pada hari yang sama. Meskipun, dua tim tidak bertarung di lapangan.
Manajer Persebaya Chairul Basalamah menerima drawing tersebut. ’’Seharusnya sejak awal panitia harus siap. Sudah tahu tensi Arema dan Persebaya. Tetapi, ada solusi yang tepat saya kira,’’ ujarnya.
Dengan skenario jadwal seperti itu, panitia berusaha meminimalkan potensi bertemunya suporter Persebaya dan Arema. Green Force– julukan Persebaya– bermain pada Sabtu sore (3/2). Sedangkan Arema bertanding pada Minggu malam (4/2). ’’Dengan begitu, lalu lintas suporter bisa ditangani lebih maksimal,’’ ujar Ketua Steering Committee Piala Presiden 2018 Maruarar Sirait.
Untuk menambah gereget pertandingan, panitia menambah nominal match fee yang diterima klub di babak 8 besar. Klub pemenang mendapat Rp 150 juta. Sementara itu, klub yang kalah mengantongi Rp 100 juta.
Sebelumnya, pada fase penyisihan grup, match fee untuk pemenang adalah Rp 125 juta. Bermain seri mendapat Rp 100 juta. Sedangkan tim yang kalah meraih Rp 75 juta.
Babak 8 besar diperkirakan berlangsung dalam tensi tinggi. Sebab, itu babak penentuan. Sekali pertandingan dan sangat menentukan. Panitia menegaskan tidak ada pemutihan kartu kuning atau merah yang diterima pemain di babak sebelumnya. Sesuai dengan regulasi, baru pada babak final sanksi akumulasi kartu bisa diputihkan.
Lawannya bagus. Bali (United) tim kuat. Kami akan tampil penuh semangat. Saya yakin pertandingan pasti berjalan menarik.” GOMES DE OLIVEIRA, pelatih Madura United Semua tim yang masuk babak 8 besar bagus. Jadi, kami lihat nanti bagaimana. Kami akan usaha untuk menang.” ANGEL ALFREDO VERA, pelatih Persebaya Siapa pun lawan kami pasti baik. Arema FC tim yang cara bermainnya pasti lebih kompak. Ini tantangan yang menarik.” RAHMAD DARMAWAN, pelatih Sriwijaya FC Madura tim yang bagus dengan materi pemain yang bagus juga. Kami mengalir saja karena ikut Piala Presiden ini tanpa beban.” WIDODO C. PUTRO, pelatih Bali United Mitra Kukar menang terus dalam tiga kali pertandingan. Saya akan lihat video mereka supaya bisa mempelajari permainannya.” STEFANO CUGURRA, pelatih Persija Persebaya sekarang tentu berbeda dengan yang mengalahkan kami di final Liga 2 lalu. Dulu kami kalah. Kami akan berusaha untuk menang.” DJADJANG NURDJAMAN, pelatih PSMS Sangat bagus, pertandingan ini pasti sulit untuk kami. Tapi, bagaimanapun juga kami tetap harus kuat dan bertarung habis-habisan.” RAFAEL BERGES, pelatih Mitra Kukar
Ini kan drawing. Jadi, kami tidak bisa memilih. Kami tahu bagaimana kekuatan Sriwijaya FC tahun lalu. Sekarang pasti lebih kuat. Kami harus siap.” JOKO SUSILO, pelatih Arema FC