Percepat Penuntasan JLLB dan JLLT
SURABAYA – Pengadaan tanah untuk jalur lingkar luar barat (JLLB) dan jalur lingkar luar timur (JLLT) dipercepat. Dua proyek solusi kemacetan itu mendapat tambahan dana Rp 84,1 miliar pada perubahan anggaran keuangan (PAK) APBD 2017.
Kasi Pengadaan Tanah Kantor Pertanahan Surabaya (KPS) I Musleh menyambut kabar gembira itu. Sebab, selama ini pihaknya berkutat membantu pengadaan tanah untuk JLLB.
Kantor pertanahan telah memproses hingga 232 bidang tanah untuk proyek JLLB. Sebanyak 103 bidang di antaranya sedang ditaksir harganya. Semakin banyak dana yang tersedia, pengadaan tanah pun bakal semakin cepat. ”Akhir Desember bisa direalisasi. Semua bergantung ketersediaan anggaran dari pemkot,” ujarnya
Meski harga tanah masih dinilai tim appraisal, pemkot telah menghitung kisaran harga. Pemkot menganggarkan Rp 4 juta per meter persegi untuk tanah di JLLB. Sedangkan jumlah bidang yang harus dibebaskan 14.550 meter persegi. Sementara itu, di JLLT, kisaran harganya Rp 3,8 juta–Rp 4 juta per meter persegi.
Dengan banyaknya persil yang diproses, anggaran yang disediakan pemkot dirasa masih kurang. Karena itu, adanya tambahan dana bakal mempercepat proses pengadaan. ”Sekarang pembebasan sudah sesuai rencana. Tapi, bisa-bisa lebih dari itu (yang dianggarkan, Red),” kata penghobi sepeda kuno itu.
Saat ini pemkot telah membayarkan Rp 13 miliar untuk JLLB. Luasannya 2.810 meter persegi. Pembebasan selanjutnya berada di Kelurahan Sememi. Pembebasan tanah untuk JLLT juga dikebut. Beberapa kali Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Erna Purnawati meninjau lokasi yang bakal dibebaskan. Yang bakal dibayarkan dalam waktu dekat berada di Tanah Kali Kedinding.
Penambahan anggaran tidak lepas dari persetujuan Komisi C DPRD Surabaya. Anggota Komisi C M. Machmud menerangkan, pengajuan anggaran perubahan DPUBMP sangat logis. ”Karena itu, tidak perlu diubah sepeser pun,” ujar politikus Partai Demokrat tersebut.
Dalam data realisasi serapan anggaran, dua proyek itu sebenarnya belum menunjukkan progres yang signifikan. Bahkan, penyerapan JLLT masih nol persen. Lalu mengapa komisi C menyetujui anggaran yang diajukan pemkot?
Machmud menerangkan, pembayaran lahan dilakukan pada akhir tahun. DPUBMP juga menjanjikan anggaran di APBD murni pasti terserap. Hal tersebut berkat kerja dari KPS I dan II. ”Sudah ada ratusan yang diproses. Pasti terseraplah anggarannya,” ujar mantan ketua DPRD tersebut.
Penambahan anggaran tersebut, kata Machmud, juga dibagi dengan MERR II C. Masih ada sejumlah persil di MERR yang belum dibebaskan. Dia berharap, dengan penambahan dana tersebut, proyek MERR dituntaskan tahun depan.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Surabaya Muhammad Taswin menerangkan, pembangunan jalan baru memang menjadi prioritas pemkot. Apalagi, nilai PAK tahun ini tergolong cukup tinggi. Yakni, Rp 180 miliar. ”JLLB paling cepat. Jika pembebasan tuntas tahun ini, tahun depan kami langsung membangun jalannya,” ujarnya.
Pembangunan JLLB melibatkan pengembang. Bahkan, 80 persen jalan sepanjang 19 kilometer tersebut dibantu pengembang. CitraLand menjadi pioner pembangunan. Pemkot juga mendorong para pengembang lain. ”Tahun ini ada satu lagi pengembang yang siap bangun. Kisarannya 1 kilometer,” kata Taswin.
Pengembang tersebut bakal menyambung jalan yang sudah digarap CitraLand. Jika pemkot turut membangun, JLLB bakal bisa dilewati tahun depan. Di sisi utara, Pelindo juga berkomitmen untuk membangun akses jalan penghubung.
Taswin menerangkan, pengembangan JLLB bakal lebih cepat ketimbang JLLT. Jalur perdagangan dari Pelabuhan Teluk Lamong bakal tersambung dengan tol Surabaya–Mojokerto. Dengan begitu, geliat ekonomi bakal meningkat.
Namun, bukan berarti pemkot menganaktirikan JLLT. Taswin menegaskan bahwa JLLT tetap harus dikebut. Ada banyak pengembang yang membantu realisasi jalan selebar 60 meter tersebut. Tapi, pembebasan lahan untuk JLLT memang lebih me ma kan tenaga dan uang karena lebih banyak melintasi wilayah per mu kiman warga. ( sal/ c21/ git)