Jawa Pos

Ancaman Hoax dari Dapur

-

INFORMASI tentang keaman-manaan pangan menjadi materi pe-penyesatan berita yang paling am-ampuh. Ibu-ibu biasanya mennda-dadak heboh. Latah informasi pa-paling gampang ialah memberikan­ikan komentar dan menyebarka­nnyannya lagi. Padahal, kabar tersebuteb­ut ttidak seluruhnya benar.

Salah satu di antaranya, infor-nformasi tentang bahaya meng-enghangatk­an sejumlah masakan.kan. Informasi tersebut diawali de-dengan pendahulua­n yang mem-embuat para kaum hawa merindingd­ing dan seolah wajib membacanya.nya. ’’Bahaya mengintai di dapur.pur. MMulai sekarang, jangan panas-naskan 10 jenis masakan berikutt ini, atau bila tidak, anda akankan menanggung sendiri akibatnya,’’nya,’’ ancam penulis pesan.

Dalam pesan berlanjut yangang disebar melalui media sosialsial Facebook, sepuluh masakann itu adalah sayur bayam, kentang,ang, jamur-jamuran, daging ayam,am, telur, daun seledri, gorengan,gan, santan, ubi, dan brokoli. Pe-nulis pesan sengaja menempatka­n sayur bayam di urutan pertama. Sebab, sudah jamak diketahuii berbahaya jika dihangatka­n.n.

Pembuat pesan itu menya-nyamakan kandungan sebagiangi­an besar bahan makanan dengangan bayam yang akan menimbulka­nkan racun jika dihangatka­n. Jika dihangatka­n, bahan makanan tersebut akan beracun. Misalnya, kentang. ’’Kentang hampir sama dengan bayam. Ada proses oksidasi jika dihangatka­n yang akan berubah menjadi beracun,’’ katanya.

Begitu juga halnya dengan daging ayam. Menurut pembuat pesan, daging ayam tidak boleh dipanaskan karena akan mengubah komposisi protein. Telur pun demikian. Menghangat­kan telur malah lebih berbahaya jika dimasak ulang dalam keadaan utuh. Alasannya, telur akan mengandung racun.

Direktur Akademi Gizi Surabaya Andriyanto mengatakan, tidak semua informasi itu benar. Dia sepakat bahwa sayur bayam tidak boleh dipanaskan ulang karena berbahaya. Tetapi, itu tidak berlaku untuk semua masakan. Prinsipnya, lanjut dia, semua makanan sumber vitamin C, kecuali bayam, jika dipanaskan ulang akan mengakibat­kan kandungan vitaminnya berkurang atau hilang. ’’Demikian juga halnya dengan makanan yang mengandung zat besi dan yodium,’’ terangnya.

Meski demikian, ada zat gizi yang bila dipanaskan tidak mengalami perubahan. Misalnya, sumber protein dari da- ging, ikan, atau telur. Jika dipanaskan berulang, nilai proteinnya tetap.

Sedangkan kentang adalah sumber karbohidra­t. Bila dipanaskan ulang, tidak membahayak­an. Hanya ada peningkata­n kadar gula. Begitupun jamur, daging ayam, dan telur. Masakan jenis itu tidak berbahaya jika dipanaskan ulang.

Adapun sayuran, misalnya seledri, brokoli, dan sayur hijau yang lain, jika dipanasi ulang, warna hijaunya bakal berubah. Perubahan itu berarti kandungan zat besi turun atau hilang. Hilangnya zat gizi, vitamin A, vitamin D, dan zat besi tidak membahayak­an. Tetapi, manfaat makanan tersebut menjadi berkurang. ’’Kalau zat besi pada sayur hilang, kita hanya mendapat manfaat seratnya,’’ jelasnya.

Jika dibaca dengan teliti, ada beberapa kata kunci yang bisa membuat pemahaman menjadi lain. Dalam penjelasan beberapa item masakan, pembuat tulisan menyebutka­n bahwa tingkat bahaya muncul setelah dipanaskan berulang-ulang. Keterangan itu berbeda dengan judul dan pendahulua­n di awal pesan yang menyebutka­n bahaya muncul jika dipanaskan, tanpa menyebutka­n kata berulang-ulang. (lyn/gun/eko/c4/fat)

 ?? ILUSTRASI AGUNG K./JAWA POS ??
ILUSTRASI AGUNG K./JAWA POS
 ??  ?? FAKTAF TidakTid semua makananma menjadime beracunbe jika dipanaskan­dip ulang.ula
FAKTAF TidakTid semua makananma menjadime beracunbe jika dipanaskan­dip ulang.ula

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia