WAJAH Indonesia dalam Busana
Dua Desainer Surabaya Menuju NYFW: First Stage
SURABAYA – Dua desainer Surabaya, Melia Wijaya dan Catherine Njoo, akan terbang ke New York (NY), Amerika Serikat, awal September. Mereka ikut ambil bagian di panggung New York Fashion Week (NYFW) pada 7–10 September.
Kemarin (28/8) Melia memperlihatkan dua di antara dua belas rancangan tema
Sawunggaling yang akan dibawa ke NY. Melia pun bercerita tentang persiapannya. ”Senang, bangga, tapi juga takut,” ungkap Melia.
Itu akan menjadi pengalaman pertamanya di panggung fashion internasional. Karena itu, desainer 40 tahun tersebut mempersiapkan betul rancangannya meski cukup singkat. ”Saya baru dapat kabar akhir Juli. Langsung dikerjakan,” ungkap alumnus sekolah desain Esmod, Paris, Prancis, itu. Hingga kemarin, dia mengaku sudah menyelesaikan 80 persen. Melia berencana berangkat pada Minggu (3/9).
Dari Indonesia, ada enam desainer yang terpilih untuk tampil di program NYFW: First Stage. Selain Melia dan Catherine, empat desainer lainnya adalah Barli Asmara, Dian Pelangi, Vivi Zubedi, dan Doris Dorothea. Mereka berada dalam naungan tema Indonesian Diversity. Keragaman Indonesia diharapkan bisa tecermin dalam rancangan mereka. Enam desainer tersebut terpilih atas seleksi dari Indonesia Fashion Gallery di NY.
NYFW: First Stage adalah platform baru dalam panggung NYFW. Itu bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada desainer dari negara mana pun. Baik desainer yang baru pertama tampil di pasar Amerika Serikat maupun yang memiliki keinginan melebarkan sayap ke pasar global. Platform tersebut baru dirilis pada tahun ini. NYFW: First Stage akan menampilkan lebih dari 30 desainer internasional di The Gallery at Dream Downtown, New York.
Melia menerjemahkan tema keberagaman Indonesia dalam Sawunggaling. Sebuah cerita legenda dari Surabaya. ”Karena saya juga dari Surabaya,” kata perempuan kelahiran Surabaya, 17 Desember 1976, tersebut memberikan alasannya. Sawung berarti ayam jantan dan Galing bermakna merak jantan. Melia ingin menunjukkan sifat tangguh, kukuh, setia, dan penuh energi dalam balutan gaun.
Warna cokelat, merah, dan hitam kehijauan mendominasi desainnya. Fokus utama rancangannya kali ini adalah motif ayam jago dan merak. Detailnya berupa printing, lalu dikombinasikan dengan payet. ”Jadi terlihat tiga dimensi,” ujarnya.
Sementara itu, Catherine Njoo membawa tema Sound of Legong. Kelenturan gerakan tari legong tecermin pada pola desain Catherine yang fleksibel. Itu menciptakan kenyamanan dan keanggunan pada pemakainya. ”Perpaduan keindahan batik Bali dan desain yang modern,” ujar desainer 38 tahun itu. Baginya, Bali menjadi rumah kedua setelah Surabaya.
Warna emas dan hitam mendominasi busana Catherine yang akan dibawa ke NYFW: First Stage. ”Mimpi besar saya adalah membawa batik Indonesia di panggung inter na sional,” tegas perempuan kelahiran Surabaya, 19 Oktober 1978, itu.
Kain batik Bali didesain Catherine dalam 12 potong gaun avant-garde. Dia berkolaborasi dengan Grace Liem untuk headpiece. Dari pijakan NYFW: First Stage itu, dia berharapdapat membawa kain tradisional lain ke dunia internasional.