Pesawat Logistik Pilkada Ditembak
Mendarat dengan Mesin Mati, Seluruh Penumpang Selamat
JAYAPURA – Pesawat Pilatus Porter dengan registrasi PK-BVC nyaris celaka. Pesawat milik Susi Air itu melakukan pendaratan darurat di Bandara Mulia, Puncak Jaya, Papua, kemarin (16/6). Pilot harus mendaratkan pesawat dalam kondisi mesin mati karena pesawat mengalami kerusakan setelah ditembak orang tidak dikenal.
Ada dua bekas tembakan di pesawat dengan baling-baling tunggal itu. Satu di bagian velg roda kanan, satu di bodi bagian kanan
’’Kami menemukan dua lubang,” kata Kabidhumas Polda Papua Kombes A.M. Kamal kepada Cenderawasih Pos ( Jawa Pos Group).
Pesawat tersebut terbang dari Bandara Mulia ke Distrik Lumo sekitar pukul 08.50 WIT. Kemudian, pesawat terbang lagi meninggalkan Distrik Lumo menuju Bandara Mulia sekitar pukul 09.20 WIT. Saat hendak mendarat, pilot merasa janggal dengan roda kanan pesawat. Dia lantas mematikan mesin ketika pesawat berada kurang lebih 300 meter dari apron bandara tersebut.
Pilot adalah seorang berkebangsaan Australia bernama Steven. Dia berhasil mendaratkan pesawat dengan selamat. Tujuh penumpang (lima anggota Brimob, dua sipil) tidak mengalami luka sedikit pun.
Anggota Brimob itu baru saja melakukan pengamanan pilkada di Distrik Lumo. Dalam pesawat juga ada surat suara dari proses pemungutan suara ulang (PSU) Kabupaten Puncak Jaya.
Polisi belum bisa mengidentifikasi pelaku penembakan. Kamal juga belum tahu pasti motif di balik insiden tersebut. Namun, sangat mungkin penembakan terjadi ketika pesawat hendak terbang dari Distrik Lumo ke Bandara Mulia. Sebab, anggota Brimob yang berada dalam pesawat mendengar tiga kali suara tembakan. ”Polda Papua mengerahkan petugas untuk mengejar pelaku penembakan,” ucap Kamal.
Jarak Distrik Lumo dengan Bandara Mulia sebenarnya dekat. Penerbangan hanya memakan waktu 20 menit. Namun, karena tidak ada akses, logistik pilkada harus dikirimkan melalui udara.
Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) XVII/ Cenderawasih Kolonel Inf Teguh Pudji Raharjo menyatakan, sampai saat ini insiden tersebut masih didalami. Meski kuat dugaan penembakan dilakukan kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM), pihaknya tidak akan sembarangan mengambil kesimpulan. ”Itu masih dalam penyelidikan,” ungkapnya.
Teguh juga menduga hal itu terkait PSU di Puncak Jaya yang sempat memanas. Dua kelompok pendukung pasangan calon bupati yang memperebutkan kursi nomor satu di kabupaten tersebut berseteru. Mereka bahkan saling panah.
”Tapi, kami belum tahu motifnya. Apakah memang mintanya (petugas pengamanan) jangan pulang dulu atau ada motif lain,” terangnya. ”Kelompoknya juga belum tahu karena banyak nuansa politisnya,” tambahnya. (fia/nat/ syn/c17/ang)