KBS Punya Jogging Track
SURABAYA – Kebun Binatang Surabaya (KBS) merupakan kawasan konservasi sekaligus hutan kota yang asri. Banyaknya pepohonan yang tinggi membuat kualitas udara KBS terjaga. Potensi itu menjadi alasan KBS untuk membangun jogging track. Para pengunjung dapat menikmati KBS sejak pukul 05.00 sembari berlari-lari dengan santai.
Perbaikan jalan harus dilakukan sebelum memopulerkan program tersebut. Pihak KBS melakukan pemavingan di sejumlah ruas. Sebab, sejumlah jalan telah rusak dan berlubang.
Dirut KBS Chairul Anwar menjelaskan, KBS memiliki jalur joging yang cukup panjang. Dengan luas 15 hektare, pengunjung dapat berkeliling dengan puas. Namun, jogging track yang diperbaiki belum sampai 1 km. ”Lumayan untuk jalan-jalan sehat,” kata Dirut yang menjabat sejak Oktober 2016 itu.
Agenda joging tersebut sebenarnya dimulai beberapa waktu lalu. KBS menggandeng sejumlah komunitas untuk menjajal jalur lari pada akhir pekan. Setelah dinilai sukses, Chairul berencana membuat program lain. Yakni, sarapan bersama satwa KBS. Jadi, setelah joging, pengunjung dapat menikmati sarapan. Bisa bersama gajah, unta, atau kuda nil.
Selain untuk jogging track, jalan-jalan itu ditinggikan. Sebab, terdapat sejumlah kandang yang tidak terlihat dari jalan. Misalnya, kandang komodo. Pengunjung yang melintas hanya melihat pagar komodo setinggi 1 meter. Binatang yang ada di bawahnya tak terlihat.
”Ini saran dari tim arsitek Sahabat KBS. Sudut pandang ke hewan harus dibenahi,” tutur mantan Dirut PDAM Kabupaten Pasuruan tersebut.
Pembangunan itu bakal diselesaikan tahun ini. Sementara itu, pembangunan jangka panjang untuk membuat plaza dan central park masih direncanakan. KBS tengah menyusun desain tersebut untuk dipresentasikan kepada wali kota. ”Paling tidak, pada semester kedua nanti, desainnya sudah rampung,” lanjutnya.
KBS akan terhubung dengan depo trem di sisi selatan. Bakal ada underpass yang menghubungkan titik pusat transportasi masal itu. Sayang, proyek tersebut masih abu-abu. Lagi-lagi proyek itu terbentur anggaran. Pemerintah pusat belum menganggap proyek tersebut sebagai prioritas pembangunan. (sal/c18/oni)