Empat Puskesmas Jadi Pilot Project
SIDOARJO – Program Alamak (anak lahir membawa akta dan kartu keluarga) kini menjadi salah satu unggulan Pemkab Sidoarjo. Bukan hanya di RSUD Sidoarjo, program itu juga diterapkan di puskesmas. Saat ini ada empat puskesmas yang menjadi pilot pro
program Alamak
Kemarin (4/4) launching program Alamak diselenggarakan di Puskesmas Wonoayu. Seluruh kepala puskesmas pun dikumpulkan untuk menyatukan komitmen. Launching tersebut juga dihadiri Asisten III (Bidang Pemerintahan dan Administrasi Umum) Pemkab Sidoarjo Kisowo Sidi, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Medi Yulianto, serta Kepala Dinas Kesehatan dr Ika Harnasti.
Empat puskesmas yang menjadi pilot project, antara lain, Puskesmas Wonoayu, Tarik, dan Taman. Lalu, ditambah Puskesmas Kota Sidoarjo (rawat jalan).
Kepala Puskesmas Wonoayu dr Abdillah Segaf Al Hadad menyatakan, sebelumnya seluruh kepala puskesmas dikumpulkan pemkab dalam kegiatan lokakarya lintas sektor pada 30 Maret lalu. Bukan hanya puskesmas, kepala desa, tim penggerak PKK, dispendukcapil, dan pemkab juga ikut dalam rapat itu. ’’Nah, dari pertemuan tersebut, seluruh lintas sektor sepakat menjalankan program itu. Termasuk puskesmas,’’ katanya.
Salah satu puskesmas yang siap menjadi pilot project adalah Puskesmas Wonoayu. Bahkan, program Alamak telah diterapkan. Empat bayi yang lahir di Puskesmas Wonoayu langsung mendapatkan pelayanan program Alamak. Akta dan KK empat bayi tersebut diserahkan bersamaan pada saat launching program kemarin.
Abdillah mengakui, orang tua bayi yang lahir di Puskesmas Wonoayu kini tidak lagi bingung untuk mengurus akta dan KK. Sebelum bayi lahir, petugas puskesmas meminta berbagai persyaratan untuk mengurus akta dan KK. Salah satunya adalah fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) orang tua dan dua saksi. Selain itu, orang tua bayi harus mengisi formulir permohonan akta kelahiran, KK asli, dan fotokopi surat nikah.
Seluruh berkas itu langsung dikirim petugas puskesmas ke kantor dispendukcapil dengan map merah. Akta dan KK hanya diproses sehari. ’’Pas bayi pulang dari puskesmas, orang tua sudah membawa akta dan KK,’’ ujarnya.
Menurut Kisowo, Alamak adalah program yang sangat bagus. Pelayanan akta kelahiran dan KK dapat dipenuhi dengan baik oleh dispendukcapil. Program Alamak tersebut sekaligus memangkas proses birokrasi yang selama ini rumit. ’’Itu program yang memudahkan masyarakat. Bayi pulang dari rumah sakit atau puskesmas sudah bawa akta dan KK,’’ ungkapnya.
Kisowo mengakui, program Alamak tersebut adalah komitmen pemda untuk memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat. Diharapkan, ada feedback yang bagus dari masyarakat kepada pemerintah daerah. ’’Kalau warga mendapatkan kemudahan pelayanan, akan berdampak positif bagi pemerintah,’’ katanya.
Dia berharap ke depan program Alamak itu dapat diterapkan di seluruh puskesmas. Bahkan, bisa dikembangkan dalam bentuk aplikasi sehingga pelayanan program Alamak tidak lagi dilakukan secara manual. ’’Kalau ada aplikasi, tidak perlu kurir untuk ke dispendukcapil. Semua bisa terekam dalam online,’’ jelasnya.
Kepala Dinkes Sidoarjo Ika Harnasti menyatakan, pihaknya mengimbau seluruh puskesmas menerapkan program Alamak. Saat ini masih ada empat puskesmas yang menjadi pilot project. ’’Prinsipnya, program tersebut bertujuan meringankan masyarakat dalam mengurus akta dan KK. Jadi, seluruh puskesmas kami dorong untuk mengikuti program itu,’’ terangnya.
Medi menambahkan, program Alamak sudah berjalan di RSUD Sidoarjo. Sejauh ini program tersebut sangat efektif dalam membantu warga mengurus akta dan KK. Sebab, pengurusan sangat singkat, yakni hanya sehari. ’’Kalau tidak kerja sama bisa butuh waktu sekitar 14 hari,’’ ungkapnya.
Kini seluruh puskesmas memiliki komitmen untuk menerapkan program Alamak. (ayu/c22/hud)