Pelaku Teror Kereta Rusia dari Kirgistan
Reaksi Masinis Dipuji karena Selamatkan Banyak Nyawa
ST PETERSBURG – Ledakan kereta api di St Petersburg, Rusia, Senin (3/4) disebabkan bom bunuh diri. Intelijen Kirgiztan mengungkapkan, sangat mungkin pelaku adalah Akbarzhon Jalilov, warga Rusia kelahiran Osh, Kirgistan. Pria 22 tahun yang sudah enam tahun tinggal di Rusia itu juga tewas saat kejadian. Total 14 orang dinyatakan tewas garagara bom tersebut dan 49 lainnya dirawat di rumah sakit.
’’Telah dipastikan bahwa bahan peledak diaktifkan oleh seseorang. Serpihan tubuhnya ditemukan di gerbong ketiga kereta,’’ ujar komite investigasi Rusia kemarin (4/4).
Beberapa saluran televisi Rusia menyiarkan wajah pria berjenggot yang tewas di lokasi kejadian. Pria tersebut ditengarai sebagai pelaku. Hingga saat ini, belum ada kelompok mana pun yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Pelaku mungkin meledakkan bom yang diikatkan di badannya saat kereta melaju dari Stasiun Tekhnologichesky Institute menuju Stasiun Sennaya Ploshchad. Masinis kereta mendapat banyak pujian. Sebab, ledakan terjadi saat kereta melintasi terowongan. Bu kannya berhenti, dia tetap melajukan kereta hingga stasiun be ri kutnya. Tindakannya itu mem buat penyelamatan mudah dila ku kan. Penumpang yang terpe rangkap juga bisa mudah keluar.
Tetangganya menyatakan, terduga pelaku berasal dari keluarga etnis Uzbeks. Mereka mengenal dekat orang tuanya. Namun, Jalilov tidak tampak di rumah itu beberapa tahun belakangan ini. Kirgistan selama ini merupakan salah satu sekutu Rusia. Moskow memiliki pangkalan militer di negara berpenduduk 6 juta jiwa itu. Juga banyak penduduk Kirgistan yang bekerja di Rusia. Terutama para pekerja kasar. Belum ada keterangan Jalilov bekerja sebagai apa selama di Rusia.
Beberapa media mengungkapkan, Jalilov memiliki hubungan dengan kelompok radikal Islam. Namun, belum ada konfirmasi resmi terkait dengan hal itu. Selama ini sebagian penduduk Rusia ketir-ketir bakal menjadi target serangan balasan atas intervensi pasukan Negeri Beruang Merah itu ke Syria. Jika Jalilov benar-benar memiliki hubungan dengan militan radikal, kehawatiran penduduk terbukti.
Penyidik belum memastikan apakah pelaku bergerak sendiri atau ada bantuan dari pihak lain. Sebab, saat kejadian, ada satu bom lagi di stasiun kereta Ploschad Vosstaniya yang dijinakkan. Bom seberat satu kilogram berbentuk menyerupai tabung pemadam kebakaran itu, tampaknya, dimaksudkan sebagai bom utama. Hingga saat ini, belum diketahui apakah bom itu juga dipasang oleh Jalilov atau orang lain yang bekerja sama dengannya.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi area ledakan Senin malam. Putin memang tengah berada di St Petersburg untuk bertemu dengan Presiden Belarus Alexander Lukashenko. Ada dugaan bahwa pelaku sengaja memilih St Petersburg sebagai lokasi serangan karena Putin tengah berada di kota tersebut dan banyak media yang hadir. Kota St Petersburg berkabung tiga hari mulai kemarin. (Reuters/AFP/ BBC/sha/c4/any)