Usung Ibu Politik Cerewet
SURABAYA – Teater Sendratasik Universitas Negeri Surabaya (Unesa) meraih prestasi di kancah nasional. Pada festival monolog mahasiswa yang digelar Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS Surakarta) awal Maret lalu, tim Unesa berhasil meraih penghargaan Penata Artistik Terbaik.
Dalam festival bertajuk ARTEFAC 2017 UNS itu, mereka bersaing dengan 21 universitas lain. Naskah yang diusung adalah naskah monolog karya Putu Wijaya. Judulnya Boomerang. Naskah itu bercerita tentang kemerdekaan.
Tim Sendratasik Unesa menghadirkan Megah Ayu Cahayati sebagai aktor utama. Para dosen Sendratasik Unesa terlibat langsung. Autar Abdillah menjadi supervisor, Indar Sabri merupakan dramaturg (kritikus drama), Syaiful Qodar Basri adalah art director, dan Welly Suryandoko berperan sebagai sutradara.
Welly menyatakan, setelah dipelajari, naskah monolog tersebut berkaitan dengan keresahan masyarakat. Yakni, keresahan karena intimidasi orang-orang yang punya kekuasaan. Mirip seperti per- mainan. Dari interpretasi naskah itu, tim lantas mengemasnya dalam bentuk kartu-kartu remi. Ada king, queen, jack, dan as. ”Sama dengan kartu-kartu itu. Di dalamnya, perlu ada strategi, kepandaian, taktik, bahkan kelicikan untuk bisa menang atau memperoleh kekuasaan,” jelasnya.
Dalam naskah, lanjut dia, memang disinggung tentang persoalan politik. Problem tersebut kerap dekat dengan beragam taktik. Karena itu, Welly lantas mengusung kartu remi sebagai setting panggung. Tujuannya, menarik perhatian. ”Banyak warna,” katanya.
Gambar-gambar tokoh pemimpin Indonesia juga ditampilkan dalam kartu remi tersebut. Bentuknya berupa karikatur. Tokoh utama dalam monolog itu dibuat gendut. Mulanya, kata dia, tokohnya kurus, tapi kemudian dibuat gendut. Pemilihan itu berkaitan dengan interpretasi. ”Seakan-akan dengan masuk dunia politik, muncul kemapanan, zona nyaman, kekayaan, uang, menguasai segalanya, dan makmur,” terangnya. (puj/c16/nda)