Awal Manis Ants
Percaya Diri di Penampilan Perdana
SURABAYA – Pertandingan pertama babak penyisihan awal Honda DBL East Java Series 2017-North Region antara SMA Antartika Sidoarjo melawan SMA 17 Agustus 1945 Surabaya berlangsung sengit.
Sejak buzzer pertandingan dibunyikan, kedua tim terlihat berambisi mengantongi kemenangan pertama. Permainan agresif dari Ants, sebutan SMA Antartika Sidoarjo, berhasil mengungguli lawan sejak awal kuarter. Bukan hanya kuat dalam hal fisik, Ants juga tidak mau lalai soal kekompakan. Sepanjang permainan berlangsung, Ants selalu sukses mengantisipasi lawan dengan cara pressing.
Melihat itu, Smatag, julukan SMA 17 Agustus 1945 Surabaya, sedikit keder. Sebab, lawan mainnya punya fisik yang kuat. Tidak ingin mengalah begitu saja, Smatag langsung memasang pattern untuk mengecoh para pemain Ants. Cara tersebut sedikit membantu Smatag setelah point guard Rivaldi Dwi Permana berhasil mencetak poin lewat layup. Namun, defense yang dibangun Ants tidak mudah dibobol begitu saja. Misalnya, yang terlihat saat Smatag tidak mencetak poin sama sekali pada kuarter ketiga.
Meski baru kembali ke kompetisi ini, Ants sudah mempunyai bekal yang cukup baik. Kepercayaan diri yang dibangun sejak awal pertandingan makin memaksimalkan performa mereka. Mengandalkan bola-bola atas, mereka juga mampu mencuri celah hingga mengumpulkan pundipundi poin. Bahkan, taktik itu makin menyulitkan Smatag yang memiliki ball handling kurang baik.
Smatag terus bermain agresif dan berusaha mengejar ketertinggalan sampai akhir permainan. Kedua tim terus berambisi mencuri poin sebanyak-banyaknya. Menjelang akhir pertandingan, pertahanan Ants sedikit lengah. Itulah kesempatan bagi Smatag untuk mengejar ketertinggalan skor. ’’Saya terus memompa motivasi anakanak untuk tetap fokus. Jangan sekalikali meremehkan kemampuan lawan,’’ kata Miftahul Rizky, pelatih Ants. Smatag harus menelan kekalahan dari Ants dengan skor akhir 10-18. Di laga putri, Ziebend –sebutan SMAN 7 Surabaya– membayar dukungan Pitoe Mania dengan kemenangan manis. Mereka sempat gagal menghentikan serangan Satoe, julukan SMAN 1 Surabaya. Hingga peluit akhir kuarter kedua berbunyi, Pitoe tetap tertinggal 4 poin. ’’Saya tidak menyangka tim terlambat panas. Saya mengingatkan kembali beberapa pattern untuk memantapkan jalur bola,’’ jelas Manajer Ziebend Junita Hesty.
Pada kuarter ketiga, pola permainan langsung berubah. Tidak disangka, kebuntuan hingga pertengahan laga bisa dipecah melalui penetrasi bola sang kapten Calista Simaela. Bola Ziebend makin mantap mengalir di area half court Satoe.
Perlahan tapi pasti, hingga akhir kuarter keempat, mereka mampu mengungguli poin Satoe dengan ketat. Hingga akhirnya, jeda sepersekian detik menuju akhir pertandingan, Calista berhasil memberikan poin penutup menjadi 16-14 untuk kemenangan Ziebend. (fri/pew/c14/grc)