Irfan Jadi Solusi Pemecah Kebuntuan
PERSEBAYA Surabaya bakal punya solusi jika serangan mereka lewat terbentur tembok tebal pertahanan lawan. Sebab, mereka punya solusi untuk memecah kebuntuan. Solusi itu terdapat pada sosok Irfan Jaya.
Ya, pemain yang didatangkan manajemen pada 14 Februari lalu itu punya ”senjata” yang bisa mengubah hasil pertan-dingan. Yakni, pemain 20 tahun tersebut punya kemampuan mengeksekusi bola-bola mati. itu sudah dipertontonkan Irfan saat Persebaya menghadapi PSN Ngada pada laga perdana Dirgantara Cup (28/2). Pemilik nomor punggung 10 tersebut berhasil menjebol gawang PSN Ngada lewat tendangan bebas dari jarak 25 meter.
Eksekusinya pun sangat cantik. Bola dari tendangan kaki kanan Irfan berhasil melewati pagar hidup pemain PSN Ngada. Awalnya, penonton yang menyaksikan proses tendangan bebas itu berpikir bola bakal meninggalkan lapangan. Namun, perkiraan tersebut meleset. Bola justru berbelok dan menghunjam pojok kanan atas gawang dan ’’Gol itu lahir karena saya yakin,’’ kata Irfan dengan mantap.
Dia menjelaskan, mencetak gol lewat tendangan bebas bukanlah hal yang baru. Keahlian itu dimiliki sejak masih membela Persiban Bantaeng beberapa waktu lalu. Dia mengaku selalu menambah porsi latihan tendangan bebas setiap selesai latihan.
bola matinya makin terasah setelah bergabung dengan PSM Makassar U-21. Selain terus me- nambah porsi latihan menembak khusus setelah berlatih rutin, Irfan menempa mentalnya agar makin pede saat mengambil tendangan bebas. Hasilnya, selama pergelaran ISC U-21 tahun lalu, Irfan berhasil mencetak empat gol lewat tendangan bebas. Total, di ISC U-21, dia berhasil melesakkan 14 gol sekaligus menjadi
’’Empat gol (lewat tendangan bebas, Red) sudah cukup membuktikan bahwa Irfan adalah pemain dengan insting gol mengerikan,’’ ungkap Iwan Setiawan, pelatih Persebaya, ketika disinggung mengenai alasan dirinya memilih Irfan masuk skuadnya. ’’Kini kami punya beberapa penendang andal selain Misbakhus Solikin dan Rachmat Afandi. Itu sangat bagus bagi tim,’’ sambung eks pelatih Pusamania Borneo Football Club (PBFC) tersebut.
Selain latihan rutin, ada faktor lain yang membuat kemampuan eksekusi bola mati Irfan terasah. Ternyata, Irfan sangat dengan Cristiano Ronaldo. Gaya dan Ronaldo dalam melakukan tendangan bebas pun kerap dia tiru.
Menurut dia, ala Ronaldo sangat istimewa. Meski begitu, awalnya, dia bukan penggila sejati CR7, julukan Ronaldo. Namun, setelah bomber 32 tahun itu hijrah dari Manchester United ke Real Madrid, dia menjadikan Ronaldo sebagai idola.
Saking nya, anak pertama Irfan yang bernama Muhammad Raditya Sanjaya memiliki panggilan akrab Naldo. ’’Panggilan itu memang tecermin saat kali pertama Naldo bisa berjalan. Benda pertama yang dia pegang adalah bola sepak,’’ beber suami dari Sri Lesthari tersebut. (io/c16/bas)