Jawa Pos

Jangan Turuti Hasrat Ngemil

-

SECARA alami, berat badan ibu bisa turun setelah melahirkan. Namun, kerap kondisi itu tak tercapai lantaran ibu mendapat banyak ”sponsor”. ”Ibu menyusui biasanya diminta banyak makan, dikasih suplemen atau makanan ini itu biar ASI lancar,” ucap dr Hanny.

Padahal, kunci ASI yang lancar bukan banyak makan. Yang paling utama, ibu harus mengonsums­i nutrisi seimbang dan minum cukup air. Tantangan lain adalah rasa mudah lapar saat menyusui. Ibu menyusui umumnya sering ngemil untuk mengatasi rasa lapar di luar jam makan utama. Ketika rasa lapar sudah menghilang tapi keinginan ngemil masih besar, sering kali yang menang adalah keinginan itu. Ibu biasa berdalih, ’ Kan sedang menyusui, nggak apa-apa makan banyak.’

”Padahal, normalnya, ibu menyusui hanya butuh tambahan 500 kilokalori (kkal) dari menu biasanya. Jadi, jangan turuti keinginan untuk terus ngemil. Konsumsi sesuai kebutuhan,” tegas dokter yang berpraktik di RKZ Surabaya sejak 2013 itu.

Sebagai gambaran, kebutuhan 500 kkal itu bisa diwujudkan dalam sandwich berisi daging, mayones, dan keju. Atau nasi putih (200 kkal) plus soto daging (300 kkal). Sedangkan sekantong French fries mengandung 800 kkal.

Dokter Indra menambahka­n, selain mengatur makan, ibu disarankan untuk berolahrag­a begitu selesai bersalin. ”Setelah masa nifas, ibu bisa mulai latihan fisik yang ringan. Fokusnya strengthen­ing atau penguatan otot,” ucapnya.

Salah satu yang paling mudah adalah berjalan kaki selama 30–45 menit. Meski simpel, berjalan kaki melatih otot punggung, paha, leher, tulang belakang, hingga perut. Secara umum, ibu setelah melahirkan sudah bisa berolahrag­a seperti biasa, dimulai dari step yang ringan. ” Tapi, di tiga bulan pertama sebaiknya hindari angkat beban atau olahraga high impact yang menuntut lompatlomp­at,” tegasnya. (fam/c11/ayi)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia