Kekurangan Bahan Baku, Beli dari Pemulung
Bagi sebagian orang, kaleng bekas sudah tidak memiliki nilai guna. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Muhammad Khoirul Azmi.
BERKARYA tidak harus mengeluarkan biaya mahal. Hal itulah yang dibuktikan Muhammad Khoirul Azmi. Ditemui di rumahnya di Desa Jabalsari, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, pria 21 tahun itu terlihat sibuk menyelesaikan karyanya, yakni miniatur Vespa dan Harley Davidson.
Dia membuatnya tidak menggunakan bahan kayu atau fiber, melainkan kaleng bekas minuman. Beberapa miniatur yang sudah jadi ditata berjajar di meja ruang tamu.
Ukurannya tidak terlalu besar, hampir sama dengan panjang telapak tangan orang dewasa. Gambar kaleng bekas sengaja ditonjolkan sebagai motif miniatur.
Azmi ternyata sejak 2013 membuat kerajinan dari kaleng. Kegiatan itu bermula saat dia duduk di bangku sekolah menengah kejuruan. Gurunya memberikan tugas wajib, yakni membuat kerajinan dari bahan bekas. ’’Saya sempat bingung mau membuat kerajin- an apa karena harus menggunakan bahan bekas,’’ jelasnya.
Inspirasi muncul saat dia menemukan kaleng bekas di jalan dalam perjalanan pulang sekolah. Kaleng bekas minuman soda itu lantas dibawa pulang.
Azmi kemudian memotong bagian atas dan bawahnya serta mengambil lembar kaleng yang tipis. ’’Saya browsing di internet. Ternyata ada miniatur motor dari bahan kayu. Akhirnya, saya coba pakai bahan kaleng yang sudah dipotong tadi,’’ katanya.
Dia memilih bentuk motor karena banyak bergelut dengan mesin motor sesuai dengan jurusan di sekolah, yakni teknik permesinan. Detail motor pun mudah dikenali Azmi, termasuk Vespa dan Harley Davidson.
Untuk membuatnya, Azmi mengaku membutuhkan minimal empat kaleng bekas. Jumlah itu hanya cukup untuk membuat satu miniatur motor. Jika ingin ukuran miniatur lebih besar, jumlah kaleng bekas yang dibutuhkan lebih banyak.
Saat berbincang dengan wartawan Jawa Pos Radar Tulungagung, Azmi juga menunjukkan kaleng yang sudah dipotong bagian lingkar atas dan bawahnya. Lembar itulah yang akan diberi pola sesuai dengan bentuk miniatur yang akan dibuat.
Selanjutnya, dia memotong lembar kaleng tipis tersebut sesuai dengan pola, lalu membentuknya menjadi bodi motor. Tahap itu harus dilakukan dengan hatihati. Sebab, motif tulisan atau gam- bar kaleng bekas akan menjadi motif miniatur motor. Karena itu, Azmi tidak memberikan warna dengan menggunakan cat.
’’Tulisan atau gambar di kaleng bisa menjadi gambar di bodi motor. Ini juga merupakan bagian tersulit karena harus tepat perhitungan pemotongannya,’’ ungkap Azmi.
Selain karena tugas sekolah, Azmi mengaku hanya iseng membuat miniatur dari bahan kaleng bekas. Setelah beberapa miniatur Vespa dan Harley Davidson berhasil dibuat, Azmi justru kekurangan bahan baku, yakni kaleng bekas. Akhirnya, dia membeli bahan dari pemulung dengan harga Rp 500 hingga Rp 1.000 per kaleng.
Dia mengunggah miniatur motornya ke media sosial (medsos). Tujuannya tidak berjualan, namun mendapatkan kaleng bekas sebagai bahan. Ternyata, posting- an itu justru mendapat respons positif pengguna medsos. Tak sedikit yang menanyakan harga dan bersedia membeli. ’’Saya belum pikirkan harganya karena ini baru hobi. Kalau mau, silakan mampir. Nanti saya berikan,’’ ucap Azmi.
Meski miniatur itu belum dijual, pria yang juga memiliki usaha jamur tiram tersebut berencana menjualnya setelah dirinya berhasil membuat miniatur yang lebih baik dari bahan kaleng bekas. ’’Ke depan, mungkin saya jual. Saat ini, saya terus membuat agar hasilnya semakin bagus,’’ tuturnya. (*/din/c23/diq)