Sulit Beli Rumah dengan KPR Mikro
Harga Lahan Jadi Kendala
GRESIK – Pengembang menyambut baik program kredit kepemilikan rumah (KPR) mikro yang diluncurkan akhir bulan ini, meski kebijakan tersebut diprediksi sulit mendukung penjualan rumah baru di Gresik. Sebab, nilai plafon pinjaman dinilai amat rendah.
Koko Wijayanto, pengurus harian Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Gresik menuturkan, harga rumah di Kota Pudak terus melejit. Kondisi itu tak terlepas dari meroketnya nilai lahan. Tanah yang harganya miring sulit ditemukan.
’’Menurut pantauan kami, pemilik lahan terus menaikkan harga. Apalagi kalau mereka mengetahui bahwa tanah diplot untuk perumahan,’’ ujarnya. Dia mengakui, KPR mikro bisa memperbesar segmen bisnis perumahan. Namun, tidak untuk pembelian rumah baru. ’’Pengembang di Kota Pudak lebih banyak menyasar masyarakat segmen menengah ke atas,’’ lanjutnya.
Menurut Koko, sebenarnya program rumah murah tidak sekadar nilai lahan. Stok menjadi kendala. Ada beberapa kawasan yang berpotensi dibangun menjadi perumahan premium. Namun, hambatannya juga banyak. ’’Nilai lahan per meter di kawasan Kedamean, Balongpanggang, Benjeng, dan Ujungpangkah sebenarnya terhitung murah. Tapi, ya tak mudah membangunnya,’’ ucapnya. ’’Sebagian terganjal status tanah. Lahan lebih mengarah ke pertanian,’’ imbuhnya.
Infrastruktur juga dinilai menghambat pembangunan rumah murah. Koko menuturkan, infra- struktur kawasan pinggiran cenderung kurang diperhatikan. Fasilitas dan akses tak memadai. Belum lagi problem banjir setiap tahun. ’’Jadi, sangat mungkin pengembang lebih memilih nonsubsidi,’’ katanya. Dia melanjutkan, KPR mikro tetap mendorong pembangunan perumahan. Program itu lebih mengembangkan sektor kontruksi.
Ketua Kerukunan Usahawan Kecil Menengah Indonesia (KUKMI) Gresik Achmad Nurhamim menyambut baik program KPR mikro dari pemerintah pusat. Sebab, jumlah pedagang yang belum memiliki rumah tak sedikit. Mereka mengontrak dan indekos. ’’Semoga realisasinya tidak
ucapnya. Menurut dia, kebijakan tersebut harus benarbenar membantu pekerja informal. Pengurusan tak boleh merepotkan masyarakat.
Berdasar informasi, pemerintah meluncurkan KPR mikro akhir bulan ini. Program itu menyasar pekerja yang berpenghasilan tidak tetap. Nilai pinjaman dari perbankan maksimal mencapai Rp 75 juta. Untuk melunasinya, warga hanya perlu menyetor Rp 15 ribu per hari. (hen/c18/ai)