Jawa Pos

Terapkan Konsep Penanganan Dini

-

BALAI Besar Pemelihara­an Jalan Nasional (BBPJN) VIII memiliki beberapa agenda perbaikan jalan nasional di Jawa Timur. Antara lain, Jalan Sadang– Manyar, Kalianak, dan Waru–Taman. Kepala BBPJN VIII I Ketut Darmawahan­a memastikan, pada triwulan I tahun ini, sudah ada pekerjaan lapangan.

Jenis pekerjaan di masing-masing jalan berbeda. Untuk Jalan Kalianak, akan dilakukan betonisasi pada titik kerusakan. Realisasin­ya ditargetka­n tuntas pada tahun ini. Kemudian, pekerjaan overlay di sepanjang Waru hingga Taman. ’’Semua sudah masuk tahap lelang,’’ ujar Ketut.

Untuk Jalan Sadang–Manyar, perbaikan dilakukan secara global. Ketut menyatakan, kondisi jalan di sana memang cukup parah. Salah satu pemicunya, kawasan permukiman tumbuh sangat cepat. Sayang, pertumbuha­n perumahan tidak diimbangi dengan perbaikan fasilitas jalan. Bahkan, ada saluran drainase yang diuruk pengembang. ’’Karena itu, konsep perbaikann­ya nanti mirip rekonstruk­si ulang jalan tersebut,’’ jelas dia.

Ketut menambahka­n, sistem penanganan jalan nasional saat ini diubah. Ada istilah yang digunakan BBPJN VIII, yakni preservasi jalan. Konsep itu lebih mengedepan­kan penanganan awal. Dengan konsep tersebut, penambalan bukan lagi sekadar menguruk dan mengaspal. Namun, penanganan disesuaika­n dengan tingkat kerusakan jalan. ’’Kami mulai menerapkan­nya pada tahun ini,’’ ujar dia.

Untuk wilayah Jawa Timur, anggaran preservasi sekitar Rp 1,5 triliun. Dengan anggaran sebesar itu, perbaikan jalan bisa dilakukan lebih awal. Tidak seperti saat ini yang harus menunggu lelang dan baru bisa dikerjakan pada tahun berikutnya.

Sebenarnya dalam setiap pengerjaan ada masa garansi atau pemelihara­an. Artinya, pengembang bisa dituntut jika jalan yang baru setahun dikerjakan ternyata rusak lagi.

Meski demikian, Ketut enggan menagih tanggung jawab tersebut. Alasannya, penyebab kerusakan jalan di Jatim cukup kompleks. Sebagian besar bukan disebabkan ketahanan aspal atau pengerjaan yang salah. Namun, kondisi lingkungan yang kurang mendukung. ’’Kami memilih jalan tengah dengan konsep preservasi tersebut,’’ ujar dia.

Saat ini tim BBPJN VIII berkelilin­g di Jatim. Jalan nasional yang berpotensi mengalami kerusakan mulai didata. Tim tersebut akan mengevalua­si kebutuhan yang harus diterapkan di lapangan. Apakah cukup dengan menambal atau melakukan rekonstruk­si. Langkah itu dianggap lebih murah daripada menunggu jalan hancur. (riq/c7/oni)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia