Kini Lebih Megah daripada Malaysia
Presiden Resmikan Kantor Lintas Batas Entikong
ENTIKONG – Pemerintah merombak total wajah pos lintas batas negara (PLBN) yang selama ini menjadi ujung tombak perbatasan. Sedikitnya ada tujuh kantor PLBN yang renovasinya rampung sebelum akhir tahun ini. Kemarin (21/12) Presiden Joko Widodo meresmikan salah satu PLBN strategis di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Sebelumnya, Jokowi mengkritik bangunan PLBN yang dia sebut mirip kantor kelurahan. ’’Saat itu juga saya perintahkan kepada menteri PU, bangunan ini segera diruntuhkan dan lebih baik dari Malaysia,’’ ujarnya kemarin. Kini, kantor PLBN Entikong yang baru sudah resmi berdiri dengan desain lebih megah dibanding kantor semacam di Malaysia.
Selain Entikong, ada enam PLBN lain yang renovasinya selesai tahun ini. Yakni, PLBN Aruk di Sambas, PLBN Nanga Badau di Kapuas Hulu, dan PLBN Motaain di Belu. Kemudian, ada PLBN Motamasin di Malaka, PLBN Wini di Timor Tengah Utara, dan PLBN Skouw di Kota Jayapura.
Menurut presiden, PLBN bukan sekadar bangunan untuk pemeriksaan pelintas batas. Lebih dari itu, PLBN sudah menjadi bagian dari kebanggaan sebuah negara. Sebab, lokasinya berada di ujung terdepan wilayah negara. PLBN memberikan kesan pertama kepada warga asing yang melintas batas.
PLBN yang selesai dibangun itu akan menjadi stimulan untuk membangun kawasan di sekitarnya. Presiden meminta ada pembangunan infrastruktur di sekitar PLBN untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Salah satunya, pasar. ’’Nanti, kalau sudah ada pasar yang besar di situ, sudah ada pergerakan ekonomi,’’ lanjutnya.
Pembangunan lainnya adalah jalan raya dan berbagai fasilitas umum penunjang. Targetnya, dalam dua tahun ke depan, kawasan sekitar PLBN sudah bisa berkembang pesat. Warga perbatasan yang menggantungkan hidup dari negara tetangga harus terus dikurangi.
Di luar itu, PLBN juga dilengkapi dengan fasilitas pemeriksaan yang mumpuni. Dengan begitu, tidak ada lagi alasan kebobolan barang ilegal. ’’Mestinya hal-hal yang berkaitan dengan penyelundupan itu bisa dihilangkan, termasuk penyelundupan narkoba,’’ tambahnya. Presiden mengingatkan bahwa PLBN juga diawasi dalam hal pungli.
Sementara itu, Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono menjelaskan, PLBN Entikong dibangun sejak 2015. ’’Kita pakai kontrak tahun jamak senilai Rp 152,4 miliar,’’ terangnya. Masing-masing Rp 64,4 miliar pada 2015 dan Rp 88 miliar untuk tahun ini. (byu/c17/agm)