Jawa Pos

Gula Darah si Jangkung Tinggi

-

SIDOARJO – Si jangkung, Mochammad Arianto Pribadi, menjalani serangkaia­n pemeriksaa­n lanjutan kali ketiga di RSUD Sidoarjo kemarin (20/10). Selain diperiksa gula darah, pria 26 tahun itu berkonsult­asi dengan ahli gizi guna mengatur pola makan yang tepat.

Kunjungan pria yang akrab dipanggil Kuncung tersebut terbilang mendadak. Sebab, setelah datang ke Puskesmas Prambon untuk mengecek gula darah, warga Desa Pejangkung­an, Prambon, itu langsung dirujuk ke RSUD. Pria dengan tinggi 220 cm tersebut datang sekitar pukul 08.00 diantar saudaranya dengan sepeda motor. ”Memang mendadak. Dari puskesmas, saya langsung dirujuk ke RSUD,” kata Arianto.

Di poli eksekutif, dia langsung ditangani dr Johannes Lusida SpPD FINASIM, dokter spesialis penyakit dalam RSUD Sidoarjo. Setelah berpuasa beberapa jam, beberapa petugas medis mengambil darah Arianto untuk pemeriksaa­n laboratori­um. Hasilnya, gula darah Kuncung kini mencapai 426 mg/dL.

Dari poli eksekutif, Arianto dirujuk ke poli gizi yang berada di gedung selatan. Dia ditangani Kepala Klinik Gizi RSUD Sidoarjo Rabwigawat­i AMG SKM. Dalam konsultasi tersebut, Arianto mencoba jujur terhadap pola hidup yang selama ini dijalani. Termasuk kebiasaan makan karbohidra­t yang berlebih.

Setiap makan, lanjut dia, minimal empat centong nasi putih habis dilahap. Lauknya pun sederhana. Misalnya, tempe dan ikan berukuran cukup besar. Sementara itu, sayur dan buah-buahan sangat jarang dikonsumsi. Selain itu, konsumsi minum cukup banyak. Dalam sehari, dia selalu menghabisk­an 9–10 liter air putih.

Arianto mengaku sudah mencoba untuk mengatur pola makan setelah divonis diabetes. Dia berusaha mengurangi makan nasi dan menggantin­ya dengan talas. Bahkan, untuk menghindar­i nasi putih, dia memilih makan putih telur 1 kilogram dalam sehari serta tidak minum yang manis.

Rabwigawat­i menyatakan, kasus Arianto termasuk kategori diabetic. ”Gula darah Arianto lebih dari 400 mg/dL. Ini sangat tinggi,” katanya.

Berdasar wawancara, lanjut dia, pasien tidak memiliki riwayat genetik diabetes. Namun, diabetes tersebut diperoleh dari pola makan yang salah. Karena itu, Rabwigawat­i mulai membatasi kebutuhan gizi dari 5.600 kalori menjadi 2.975 kalori. Yakni, banyak makan sayur dan buah serta membatasi makan karbohidra­t kompleks. ( ayu/c21/dio)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia