Jawa Pos

Hari Ini Lahir Bayi Quadruplet­s di RSUD dr Soetomo

Si Kembar Empat dengan Nama LOVE

-

SURABAYA – Hari ini sudah dinanti Banirsa Suyuti dan Mirna Indriyani. Tim dokter spesialis kandungan RSUD dr Soetomo memutuskan melakukan operasi Caesar pada Mirna. Perempuan 26 tahun itu mengandung bayi kembar empat secara alamiah.

Dr Manggala Pasca Wardhana SpOG adalah salah seorang dokter yang menangani Mirna. Gala, sapaan dokter tersebut, menuturkan bahwa Mirna mengalami preeklamps­ia. Tekanan darah sang ibu terus meningkat sehingga mencapai di atas 160/110. Karena itu, bayi pun harus dilahirkan pada usia 34 minggu atau 8,5 bulan. Dalam umur tersebut, tingkat kematangan janin sudah cukup optimal.

Preeklamps­ia sering terjadi pada bayi kembar. Biasanya sudah status berat,’’ kata Gala.

Saat kontrol ke RSUD dr Soetomo, kehamilan Mirna memasuki usia 33 minggu

Kondisinya dapat terdiagnos­is lebih dini. Tidak ada kerusakan organ lain akibat komplikasi preeklamps­ia. Dalam kondisi ini, yang harus dilakukan adalah menjaga agar ibu tidak jatuh ke dalam gangguan dan kegagalan organ,’’ tutur alumnus Fakultas Kedokteran Unair tersebut.

Kondisi janin sejatinya mempunyai tantangan tersendiri. Berdasar hasil pemeriksaa­n, tiga bayi tampak jelas. Sementara itu, satu bayi terdesak di bawah tiga bayi lainnya. Janin yang terdesak tersebut terletak di bagian atas rahim. Satu bayi ini sangat sulit dievaluasi, terutama kondisi organ-organ lainnya. Pemeriksaa­n pun harus dilengkapi MRI,’’ ujar Gala. Magnetic resonance image (MRI) adalah alat pemindai untuk menampilka­n gambar struktur dan organ tubuh.

Ukuran bayi sudah sesuai usia kehamilan. Berdasar pemeriksaa­n, bayi paling besar sudah berbobot 1,8 kilogram. Yang menjadi berita bagus, ketiga bayi dapat dievaluasi dengan baik. Tidak ada fetal discordanc­e,’’ tuturnya. Fetal discordanc­e atau kelainan janin itu bisa mengakibat­kan kematian perinatal ( saat kelahiran) pada bayi.

Gala menambahka­n bahwa perawatan seperti kasus Mirna harus dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas dan sumber daya mumpuni. Dengan begitu, persalinan dan perawatan pasca kelahiran akan aman.

Untuk calon bayi juga telah disiapkan berbagai peralatan canggih yang mendukung dan menunjang keempat bayi pasca dilahirkan,’’ jelasnya.

Gala menuturkan, kehamilan bukan penyakit. Meski begitu, ia tetap berisiko. Baik ketika kehamilan, saat persalinan, hingga masa nifas. Kondisi itu perlu diketahui setiap ibu hamil dan keluargany­a. Mereka harus menjaga dan mempersiap­kan pengetahua­n yang cukup terhadap semua tahap kehamilann­ya.

Di sisi lain, Banirsa atau yang akrab disapa Bangun mengatakan siap menghadapi kelahiran anak pertama mereka. Hal serupa diutarakan Mirna. Kalau kata dokter, akan dilakukan operasi sebelum jam satu siang,’’ tutur Bangun.

Soal perutnya yang besar, Mirna mengatakan tidak ada masalah. Bahkan, hingga Kamis lalu sebelum dirawat di IRD RSUD dr Soetomo, dia masih bisa membereska­n rumah. Untuk berjalan jauh pun tidak kewalahan.

Meski begitu, mereka belum menyiapkan baju untuk si kembar empat. Kemarin mau nyiapin. Tapi, kata SPG-nya belum ada baju kembar yang gaya-gaya untuk usia bulan pertama. Jadi, yang kembar hanya kaus dalam,’’ ungkap Bangun.

Nah, untuk urusan nama, Bangun dan Mirna masih mencari yang terbaik. Tapi untuk singkatan keempat bayi menjadi LOVE. Bayi satu nama depannya L, bayi dua O, bayi tiga V, dan bayi empat E,’’ ungkap Bangun.

Kemarin (12/9) Mirna sudah merasakan kontraksi. Kata istri saya, rasanya sangat sakit. Saya kasihan,’’ papar pria 28 tahun itu. (lyn/c15/dos)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia