Jawa Pos

Jokowi Safari ke Eropa untuk Perkuat Ekonomi

Mitra Dagang RI Terbesar Kedua

-

JAKARTA – Pemerintah mengumumka­n agenda safari Presiden RI Jokowi ke Eropa. Kunjungan yang akan dilakukan ke empat negara pada 18–22 April tersebut difokuskan untuk memperkuat kerja sama ekonomi. Hal itu dibuktikan dengan rencana untuk mengajak delegasi swasta guna menciptaka­n beberapa perjanjian dagang.

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan, kunjungan presiden bertujuan untuk memenuhi undangan dari negara-negara sahabat di wilayah Eropa. Negara yang akan dikunjungi adalah Inggris, Jerman, Belgia, dan Belanda. Dalam hal ini, pemerintah memang menekankan isu ekonomi.

”Tujuan kami adalah untuk memperkuat kerja sama dengan mitra tradisiona­l strategis Indonesia. Sebagaiman­a diketahui, Indonesia merupakan negara pertama yang menjalin perjanjian kerja sama komprehens­if (PCA) dengan Uni Eropa. Karena itu, wajar jika fondasi kuat ini ditindakla­njuti dengan kerja sama konkret,” terangnya.

Dia menjelaska­n, Uni Eropa merupakan wilayah yang menjadi mitra perdaganga­n terbesar kedua bagi Indonesia. Nilai perdaganga­n antardua negara tersebut mencapai USD 26,14 miliar (Rp 343 triliun) pada 2015. Selain itu, Uni Eropa menjadi investor terbesar ketiga dengan nilai USD 2,26 miliar (Rp 29,6 triliun) tahun lalu.

”Dalam kunjungan itu, Presiden akan melakukan interaksi dengan kalangan bisnis negara tujuan. Dia juga akan ditemani oleh delegasi bisnis dari pengusaha swasta Indonesia. Kami bahkan sudah melakukan perancanga­n kesepakata­n perdaganga­n. Hanya, kami belum bisa memberitah­ukan nilainya karena masih dalam proses penyusunan,” ungkapnya.

Selain bertemu secara bilateral dengan empat negara, pihaknya bakal bertemu dengan tiga sosok pimpinan Uni Eropa. Yakni, Presiden Komisi Uni Eropa JeanClaude Juncker, Presiden Dewan Uni Eropa Donald Tusk, dan Presiden Parlemen Uni Eropa Martin Schulz. ”Ini adalah pertama kali pimpinan Indonesia melakukan pertemuan dengan tiga presiden Uni Eropa,” imbuhnya.

Dalam kunjungan itu, lanjut dia, pihaknya juga bakal membahas isu selain ekonomi. Salah satunya terkait kerja sama deradikali­sasi dan antiterori­sme. Terkait kerja sama itu, pihaknya menjajaki kesepakata­n untuk berbagai informasi intelijen terkait jaringan terorisme.

”Presiden juga akan berdiskusi tentang pendekatan aprehensif untuk menangani terorisme. Bukan hanya pendekatan keras, tapi pendekatan halus yang menyentuh kepada budaya masyarakat. Kemudian, juga akan dibahas isu migrasi,” ujarnya.

Di antara negara yang akan dikunjungi, Belanda paling mendapatka­n banyak sorotan karena sudah 17 tahun sejak kepala negara Indonesia terakhir mengunjung­i Belanda.

Terlebih, publik masih ingat bagaimana menteri luar negeri Belanda mengunjung­i Rawagede, Karawang, Indonesia, untuk meminta maaf kepada korban tragedi pembantaia­n. Pertanyaan apakah Jokowi bakal menerima permintaan maaf pun muncul. Sayang, Retno enggan berkomenta­r.

”Kalau soal permintaan maaf, silakan tanya pemerintah Belanda. Namun, Belanda merupakan mitra Indonesia yang kuat. Hal tersebut sudah dibuktikan dengan satu angka kerja sama bidang investasi, pariwisata, dan perdaganga­n dari tahun ke tahun,” ungkapnya. (bil/c6/agm)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia