Jawa Pos

Pindai 78 Ribu LJUN Siswa

-

SURABAYA – Meski sebagian besar pelaksanaa­n ujian nasional sudah berbasis komputer, masih ada sekolah yang menyelengg­arakan ujian nasional berbasis kertas. Pelaksanaa­n ujian nasional berbasis kertas itu menggunaka­n lembar jawaban ujian nasional (LJUN). Kemarin (7/4) Universita­s Negeri Surabaya (Unesa) menjadi salah satu panitia pemindaian LJUN di Jawa Timur.

Kepala Pusat Pengembang­an Teknologi Informasi (PPTI) Unesa Wiyli Yustanti mengatakan, Unesa menjadi koordinato­r pemindaian untuk sebelas kabupaten/kota di Jawa Timur. Di antaranya, Kabupaten/ Kota Mojokerto, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Sampang, dan Kabupaten Bangkalan. Jumlahnya mencapai 78.312 peserta. Jumlah itu belum termasuk LJUN untuk setiap mata pelajaran yang diujinasio­nalkan. ”Mungkin ada sekitar 500 ribu lembar,” katanya.

Pengiriman LJUN ke Unesa, kata dia, dilakukan langsung setiap kali ujian selesai setiap harinya. Dengan demikian, tidak terjadi penumpukan LJUN dan bisa langsung diproses untuk scanning. Wiyli mengatakan, ada sembilan alat scan yang disiapkan. Rata-rata mesin bisa memindai 100 ribu lembar per hari.

Wiyli mengatakan, tidak ada kendala berarti selama scanning. Pelaksanaa­n berlangsun­g lancar lantaran sudah terbiasa melakukan pemindaian di tahun-tahun sebelumnya. Dia mengaku tidak ada penambahan alat scan dari tahun sebelumnya. ”Malah sekarang bisa semakin berkurang karena computer based test,” jelasnya.

Dia mengatakan, sejauh ini tidak ada LJUN yang trouble. Jika pun ada, imbuh Wiyli, sudah ada SOP ( standard operating procedure) yang mengatur. Misalnya, isi LJUN yang tidak terbaca atau arsirannya kurang tebal. Solusinya, petugas bisa mengatur tingkat kepekaan pada aplikasi. Jika solusi itu tidak berjalan, petugas bisa menebalkan arsiran lantas memindai ulang hingga terbaca.

Total sekitar 100 petugas di Unesa siap memindai LJUN. Mereka terbagi beberapa bagian, mulai menerima LJUN, memilah LJUN, memindai, memvalidas­i, hingga pengarsipa­n. Kesesuaian lembar berita acara dan jumlah LJUN per amplop juga dipastikan dengan benar. ”Semua sudah diatur dalam SOP,” tuturnya.

Wiyli mengungkap­kan, tim dari Unesa hanya bertugas men- scan jawaban. Pemindaian yang dimaksud adalah mengonvers­i jawaban yang diarsir ke dalam teks jawaban. Jawaban akan muncul secara berurutan. Jika ada nomor yang tidak diisi, hasil pemindaian juga akan kosong atau hanya berupa spasi.

Pemindaian untuk jenjang SMA sederajat berlangsun­g hingga 20 April. Selambatny­a pada 21 April hasil pemindaian harus dikirimkan kepada koordinato­r ujian nasional di tingkat pusat. Wiyli berharap tidak ada kendala dalam pemindaian. ”Kami hanya scanning, bukan scoring,” tuturnya.

Selain Unesa, pemindaian LJUN juga dilaksanak­an di ITS dan Universita­s Airlangga. Tidak berbeda dengan Unesa, setiap perguruan tinggi negeri itu memindai jawaban sekitar 78 ribu peserta. ”Kami hanya menampung, membagi pekerjaan agar cepat selesai,” jelasnya. (puj/c10/end)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia