Kesulitan Keuangan, tapi Menggila di Lapangan
Leicester City memimpin klasemen sementara Premier League. Itu ibarat kisah Cinderella. Dan, dari Liga Rusia, ada FC Rostov yang melakukan gebrakan serupa. Musim lalu nyaris degradasi, kini memimpin klasemen.
PERTANDINGAN Rostov kontra Spartak Moscow baru berjalan dua menit. Namun, bek Rostov Bastos sudah mendapat hadiah tendangan bebas. Sembari fokus menyaksikan anak buahnya yang tengah berancang-ancang melakukan tendangan bebas, mulut sang pelatih Kurban Berdyev komatkamit melafalkan zikir dengan bantuan tasbih di tangan kanan.
Tidak berapa lama, bola yang tadinya di atas tanah melambung begitu indah dan mengarah tepat ke pojok kiri gawang
Kiper Artem Rebrov yang begitu awas menyaksikan pergerakan bola tak kuasa mengamankan gawangnya. Sebuah gol pembuka pun tercipta untuk keunggulan Rostov.
Delapan belas menit kemudian, umpan crossing Dmitry Poloz bisa diterima dengan baik oleh Christian Noboa. Posisinya yang tepat di depan gawang membuat Noboa langsung menyundul bola tersebut, dan lagilagi menjebol gawang Rebrov. Keunggulan 2-0 bertahan hingga akhir pertandingan.
Sukses menyapu tiga poin, Alexandru Gatcan dkk langsung berpelukan. Berdyev yang berada di pinggir lapangan kontan meloncat kegirangan sembari mengacungkan kepalan tangan ke udara. Dengan hasil tersebut, Rostov kembali mengukuhkan posisinya di puncak klasemen Liga Rusia dengan 44 poin, selisih satu angka di atas CSKA Moscow.
’’Kami meminta mereka untuk disiplin bermain dan mengeksekusi secara tepat. Itu selalu berhasil,’’ kata Berdyev dikutip Yahoo Sport.
Sama dengan Leicester, Rostov belum pernah menjuarai Liga Rusia. Klub yang berbasis di Olimp-2 itu baru sekali juara liga Divisi Dua Rusia pada 2008 lalu. Tentu saja, torehan mereka musim ini sungguh mengejutkan. Selama ini, nama Rostov sangat jarang digaungkan. Berbeda dengan Spartak Moscow, CSKA Moscow, dan Zenit St Petersburg yang langganan juara. Bahkan, Spartak telah mengumpulkan 21 titel juara.
Memang, sejak rutin berkompetisi di kasta tertinggi Liga Rusia pada 1994, tim berjuluk Selmashi itu setia di papan tengah dan beberapa kali nyaris tersingkir di zona degradasi. Misalnya, musim lalu. Pasukan Berdyev itu harus mengikuti playoff lantaran berada di posisi ke-14 dari 16 klub peserta.
Boleh dibilang, torehan Rostov nyaris menyamai Leicester. Namun, soal keuangan, jangan ditanya. Nasib Rostov begitu meng- enaskan. Dilansir Guardian, resesi ekonomi yang melanda Rusia berpengaruh besar terhadap pendanaan tim yang notabene dimiliki pemerintah setempat itu. Bahkan, sejumlah pegawaidanpemainmengancam mogok pada Oktober 2015 lantaran berbulan-bulan tidak digaji. (okt/c17/ham)